Kebakaran Lahan Dipadamkan melalui Jalur Darat dan Udara
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Kebakaran lahan semakin kerap terjadi di Kalimantan Selatan dalam beberapa minggu terakhir. Sampai dengan 26 September 2017, ada 279 kejadian yang tercatat. Kejadian itu dipicu kondisi cuaca yang panas terik.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalsel Wahyudin yang dihubungi dari Banjarmasin, Rabu (27/9), mengatakan, hampir setiap hari ada kebakaran lahan di Kalsel. ”Untuk menanggulanginya, operasi pemadaman lewat darat dan udara terus dilakukan,” ujarnya.
Dalam dua minggu terakhir, penanggulangan kebakaran lahan di Kalsel terbantu dua helikopter pengebom air (water bombing) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta satu helikopter patroli kebakaran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
”Setiap hari helikopter water bombing terbang untuk memadamkan kebakaran lahan di lokasi yang tidak bisa dijangkau oleh satuan tugas darat. Sekali terbang, satu helikopter melakukan 55 kali pengeboman,” ujar Wahyudin.
Hingga 26 September, luas lahan yang terbakar di Kalsel mencapai 1.501 hektar. Sebagian besar kebakaran terjadi di luar kawasan hutan, yakni di areal penggunaan lain. Hanya sebagian kecil yang terjadi di lahan gambut.
Menurut Wahyudin, operasi pemadaman lewat darat dan udara saat ini cukup optimal untuk menanggulangi kebakaran lahan sehingga tidak sampai menimbulkan kabut asap. Di samping itu, pemadaman juga terbantu hujan. ”Operasi hujan buatan yang dilakukan di Kalimantan Tengah juga menjangkau wilayah Kalsel,” ujarnya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, Herin Hutri, menuturkan, wilayah Kalsel saat ini berada di pengujung musim kemarau. Pada Oktober minggu pertama, wilayah Kalsel bagian utara diperkirakan sudah memasuki musim hujan.
Meski begitu, jumlah titik panas (hot spot) yang terpantau satelit Terra & Aqua masih cukup banyak. Pada 27 September, misalnya, ada 23 titik panas yang terpantau di wilayah Kalsel. Titik panas itu berada di wilayah Kabupaten Banjar (4), Hulu Sungai Selatan (8), Hulu Sungai Utara (6), Tapin (3), Kotabaru (1), dan Banjarmasin (1).
”Kebakaran lahan memang masih terjadi di Kalsel. Namun, dampaknya tidak sampai mengganggu penerbangan di Bandara Syamsudin Noor. Jarak pandang pada pagi hari terpantau masih normal, di atas 1.000 meter,” ucap Herin.