JAKARTA, KOMPAS — Meski Gunung Agung terletak di Bali, sejauh ini pariwisata di Pulau Bali secara umum masih aman. Walau demikian, informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi harus dipantau dari waktu ke waktu.
Ahli gunung api Surono yang memantau langsung di Gunung Agung, Jumat (22/9), mengatakan, aktivitas Gunung Agung terus meningkat. Belum bisa dipastikan bahwa krisis ini akan berakhir dengan erupsi. Namun, ia menyarankan agar dilakukan evakuasi sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingat besarnya sejarah letusan Gunung Agung.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sekalipun terjadi aktivitas Gunung Agung, kondisi pariwisata di Bali secara umum masih aman untuk dikunjungi. ”Yang tidak boleh dikunjungi hanya di dalam radius yang dilarang oleh PVMBG di sekitar Gunung Agung,” katanya.
Pura Besakih karena berada di kawasan rawan bencana III dengan jarak kurang dari 6 kilometer dari puncak Gunung Agung telah ditutup bagi wisatawan. Namun, tempat wisata di Bali lainnya, seperti Tanah Lot, Uluwatu, Danau Beratan Bedugul, dan Istana Tampak Siring, masih aman dikunjungi.
Pariwisata merupakan industri yang rentan terhadap berbagai peristiwa bencana. Apalagi, Bali adalah daerah tujuan wisata dunia. Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 4,92 juta orang selama tahun 2016. Jumlah tersebut meningkat 23,14 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat 4,001 juta orang. Sementara pada 2017, Bali menargetkan untuk mendatangkan 5,5 juta wisatawan mancanegara.
Bandara Ngurah Rai normal
Diwawancara terpisah, Deputi Pemasaran Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan, banyak sekali kabar bohong yang beredar di media sosial bahwa Gunung Agung meletus. ”Mereka memasang foto-foto letusan Gunung Merapi dan mengatakannya sebagai Gunung Agung,” kata Pitana.
Pitana mengatakan, Kementerian Pariwisata juga terus berkoordinasi dengan PVMBG memonitor kondisi Gunung Agung. ”Yang sebenarnya terjadi hanyalah ada pergerakan magma di dalam Gunung Agung, tetapi tidak ada letusan sama sekali. Bahkan, asap pun tidak ada,” katanya.
”Sampai saat ini, kedatangan turis mancanegara juga belum berpengaruh, masih sekitar 11.000 orang per hari,” kata Pitana. Demikian juga dengan turis dalam negeri, belum ada pesawat yang ditunda atau dibatalkan kedatangannya.
Hari Sabtu (23/9) pagi, wartawan Kompas, Haris Firdaus, juga telah mendarat di Bandara Ngurah Rai untuk membantu liputan terkait aktivitas Gunung Agung. Bandara Ngurah Rai dipastikan masih berfungsi.