BATAM, KOMPAS — Indonesia mengerahkan sejumlah kapal untuk mencari korban tabrakan kapal tanker Kartika Segara dan kapal keruk JBB De Rong 19, Rabu (13/9), di Selat Singapura. Dalam insiden itu, lima awak JBB De Rong 19 dilaporkan hilang sehingga Indonesia berniat membantu pencarian.
”Kami menggerakkan dua kapal dan tiga perahu cepat,” kata Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam R Evy Suhartantyo, Rabu, di Batam, Kepulauan Riau.
Kapal-kapal itu bergerak dari Batam dan Karimun, Kepulauan Riau. Dari Batam, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menggerakkan kapal patroli BC 7005. Sementara dari Karimun dikerahkan kapal BC 8006, BC 10021, BC 1401, dan BC 15040.
Sementara itu, Badan Keamanan Laut RI menggerakkan Kapal Negara Belut Laut. KN Belut Laut juga bergerak dari Batam.
Tanker Kartika Segara berbendera Indonesia dan dioperasikan perusahaan Indonesia. Adapun kapal JBB De Rong 19 berbendera Dominika dan dioperasikan perusahaan Malaysia.
Seperti diberitakan, Kartika Segara bertabrakan dengan JBB De Rong 19 pada Rabu dini hari. Tabrakan terjadi saat Kartika Segara berlayar ke timur dari alur Jong, Singapura. Dari barat, kapal keruk JBB De Rong 19 yang dioperasikan perusahaan Malaysia masuk ke alur Jong.
Pelayaran dari arah berlawanan di alur sempit membuat tabrakan tidak bisa dihindari. Geladak dan sebagian lambung Kartika Segara dilaporkan rusak akibat kecelakaan itu. Meskipun demikian, semua awaknya dilaporkan selamat.
Sebaliknya, JBB De Rong 19 karam dan terbalik di lokasi. Dari 12 awak, lima orang dilaporkan hilang. Awak yang hilang tercatat empat warga China dan satu warga Malaysia.