BALIKPAPAN, KOMPAS — Hujan sejak Senin (11/9) pagi yang mengguyur Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menyebabkan sejumlah kawasan yang sering dilanda banjir kembali tergenang setinggi 0,5 meter sampai 1 meter. Hujan memang tidak lebat, tetapi masih mengguyur hingga petang ini setelah sempat reda sekitar pukul 14.00 tadi.
Meski demikian, air cepat surut karena hujan tidak deras sehingga tidak sampai memacetkan arus lalu lintas, terutama di ruas-ruas jalan utama. Beberapa kawasan yang banjir ialah Jalan Beller, Kariangau, Kampung Timur, dan Manggar. Hujan mengguyur sejak pukul 05.00 Wita dan reda pukul 13.00-15.00, tetapi kembali turun hingga pukul 18.00.
Berdasarkan pantauan Kompas, Jalan Beller terdampak paling parah. Sebagian rumah yang terletak lebih rendah dari jalan raya tergenang 0,5-1 meter. Terapit oleh Sungai Ampal, juga parit, kawasan Jalan Beller, Kecamatan Damai, ini memang selalu ”langganan” banjir.
”Dalam sebulan terakhir ini, lima kali hujan deras, rumah saya kebanjiran. Hujan kali ini untunglah tidak deras, tetapi, ya, tetap bikin cemas,” ujar Gusti Setyo (40), warga Jalan Al Makmur, Beller.
Air masuk setinggi 60-an sentimeter di rumahnya siang tadi. Rumahnya persis di tepi Sungai Ampal yang airnya hampir meluber ke jalan. Menurut Gusti, saat dua kali banjir terakhir, yakni 17 Agustus dan 29 Agustus, air menggenangi rumahnya hingga 1 meter.
Gusti punya pengalaman pahit dengan banjir pada Juni 2014. Saat itu, anaknya, Danu Yudhistira yang berusia 14 tahun, meninggal lantaran hanyut diterjang banjir. ”Kalau ada kesempatan pindah, saya ingin pindah dari sini, tapi pindah, kan, butuh biaya,” ucapnya.
Sabar (56), warga Jalan Beller lainnya, bersyukur banjir tidak setinggi banjir sebelumnya. Warung pecelnya tetap bisa buka karena air tidak masuk. ”Tapi, yang datang untuk makan pecel sedikit,” kata Sabar yang warungnya terletak di tepi Jalan Beller.
Kepala Basarnas Balikpapan Mujiono menyiagakan personelnya untuk mengantisipasi banjir. Ini mengingat hujan masih mengguyur hingga petang ini. ”Untunglah tidak deras. Air juga cepat surut karena air laut tengah surut. Air terpantau paling tinggi di kawasan Jalan Beller, mencapai 1 meter,” ucapnya.