Masyarakat Banten Diminta Tidak Berangkat ke Myanmar
Oleh
Dwi Bayu Radius
·2 menit baca
Kompas/Dwi Bayu Radius
Kepala Kepolisian Daerah Banten Brigadir Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo seusai syukuran Hari Ulang Tahun Ke-69 Polwan di Serang, Banten, Sabtu (9/9).
SERANG, KOMPAS — Masyarakat Banten diminta tidak berangkat ke Myanmar sebagai respons terhadap kekerasan yang dialami etnis Rohingya. Mereka diimbau memberikan dukungan dari Indonesia, misalnya dengan doa bersama dan menghimpun bantuan.
Ketua DPRD Banten Asep Rahmatullah di Serang, Banten, Minggu (10/9), mengatakan, ia mempertanyakan substansi sejumlah warga Indonesia yang ingin pergi ke Myanmar. Mereka diminta memberikan dukungan dari Indonesia dengan menggalang dana.
Menurut Asep, dana itu dapat disalurkan melalui organisasi-organisasi resmi kepada para korban konflik di Myanmar. Sebelumnya, sejumlah warga di beberapa provinsi menyatakan siap untuk berangkat ke Myanmar sebagai bentuk solidaritas terhadap etnis Rohingya.
”Kalau berangkat ke Myanmar, apakah mereka bisa menyelesaikan konflik itu. Lebih baik berdoa bersama,” ujarnya. Di Banten, aksi untuk mengingatkan masyarakat mengenai peristiwa di Myanmar telah dilakukan beberapa kalangan.
Kalau berangkat ke Myanmar, apakah mereka bisa menyelesaikan konflik itu. Lebih baik berdoa bersama.
”Gerakan-gerakan itu wajar asal jangan dibawa untuk kepentingan politik. Diplomasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia sudah tepat,” kata Asep. Presiden Joko Widodo sudah meminta Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi untuk berkomunikasi dengan Pemerintah Myanmar.
Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Banten Brigadir Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo mengatakan, imbauan mulai tingkat nasional hingga daerah agar masyarakat berpikir masak-masak jika hendak berangkat ke Myanmar sudah dikeluarkan. Masyarakat diminta tinggal di Indonesia.
”Lebih baik doakan para korban kekerasan itu. Dukungan lain yang dapat dilakukan adalah pemberian bantuan. Kami terus mengamati kondisi di Banten,” ujarnya.