Rumah dan Fasilitas Publik di Pidie Jaya Mulai Dibangun Pertengahan September
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
MEUREUDUE, KOMPAS — Pembangunan rumah korban dan fasilitas publik di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, yang rusak akibat gempa 7 Desember 2016 mulai dilakukan pada pertengahan September 2017.
Dialokasikan dana Rp 600 miliar untuk pembangunan kembali tersebut. Sebanyak Rp 400 miliar untuk pembangunan fasilitas publik dan Rp 200 miliar untuk pembangunan rumah korban.
Alokasi dana itu masih alokasi awal karena total biaya pembangunan Pidie Jaya mencapai Rp 2,6 tiliun. Pemulihan Pidie Jaya direncanakan rampung dalam tiga tahun.
Wakil Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi, Kamis (7/9), mengatakan, rehabilitasi dan rekonstruksi tergolong cepat karena tidak sampai satu tahun setelah bencana sudah dapat dimulai pembangunan. ”Pemenang tender sudah diumumkan, pertengahan bulan ini mulai dilakukan pengerjaan fisik. Padahal, awalnya rehabilitasi dan rekonstruksi direncanakan mulai tahun anggaran 2018,” kata Said.
Fasilitas publik yang segera dibangun di antaranya Masjid At-Taqarrub, Pasar Ulee Glee, dan Rumah Sakit Umum Daerah. Pembangunan dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Peletakan batu pertama pembangunan Masjid At-Taqarrub telah dilakukan Presiden Joko Widodo pada 15 Desember 2016. Saat itu Presiden berharap masjid tersebut rampung sebelum bulan puasa tahun 2018.
Pidie Jaya rusak parah setelah gempa berkekuatan M 6,5 melanda Pidie Jaya, Pidie, dan Bireuen pada 7 Desember 2016. Sebanyak 104 orang tewas. Korban luka berat 268 orang dan korban luka ringan 359 orang. Ribuan rumah, sekolah, masjid, dan fasilitas publik lain rusak serta puluhan ribu warga mengungsi.
Dua bulan setelah bencana, pengungsi dipindahkan dari posko darurat ke hunian sementara. Namun, bangunan permanen, baik rumah maupun fasilitas publik, seperti rumah sekolah, masjid, rumah sakit, dan kantor pemerintah, baru dikerjakan bulan ini.
Rekening korban
Terkait dengan pembangunan rumah, Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya mengharapkan rumah korban rampung tahun ini agar warga segera menempati rumah permanen. Saat ini, mereka masih tinggal di hunian sementara. Adapun jumlah rumah yang dibangun mencapai 2.202 unit dan rumah yang direhabilitasi 452 unit.
Dana pembangunan rumah juga langsung dikirimkan ke rekening korban. Untuk rumah rusak berat, bantuan yang diberikan sebesar Rp 85 juta per unit, sedangkan rusak ringan Rp 20 juta per unit. Dana akan diberikan dalam dua tahap.
Korban diminta membangun sendiri rumahnya didampingi konsultan yang ditunjuk oleh pemerintah pusat. Satu konsultan mendampingi pembangunan 20 rumah dengan spesifikasi bangunan berupa rumah tahan gempa tipe 36.
Penerima diwajibkan membuat laporan penggunaan dana pembangunan rumah. Penerima yang menyalahgunakan dana bantuan dikenai sanksi berupa tidak diberikan bantuan tahap kedua.
Korban gempa Pidie Jaya, Razali (31), warga Desa Kuta Pangwa, Trienggadeng, mengaku senang dengan akan segera dibangun rumahnya yang rusak. Saat ini dirinya masih menempati hunian sementara.