CILEGON, KOMPAS — Prospek industri baja nasional diyakini semakin cerah dengan harga komoditas tersebut yang terus naik. Selain itu, pemerintah sedang menggalakkan pembangunan infrastruktur. Impor baja diperkirakan juga menurun sehingga industri dalam negeri bisa lebih banyak memenuhi permintaan.
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Mas Wigrantoro Roes Setiyadi seusai berkunjung ke pabrik PT Krakatau Semen Indonesia di Cilegon, Banten, Kamis (31/8), mengatakan, harga baja lembaran panas pada akhir Juni 2017, misalnya, sebesar 629 dollar AS atau Rp 8,36 juta per ton.
Harga itu naik dibandingkan dengan Januari 2017 sebesar 520 dollar AS atau Rp 6,91 juta per ton. Pembangunan infrastruktur di Indonesia yang semakin gencar juga berdampak positif terhadap PT Krakatau Steel. Pengerjaan Tol Jakarta-Cikampek II, misalnya, membutuhkan baja.
Selama Mei hingga Juli 2017 saja, jumlah baja yang dipasok badan usaha milik negara (BUMN) itu sebesar 14.353 ton. Menurut Wigrantoro, hingga 10 bulan mendatang, Tol Jakarta-Cikampek II membutuhkan 200.000 ton baja. Proyek itu menopang peningkatan kinerja PT Krakatau Steel.
”Harga baja dunia sudah membaik, demikian pula dengan pasarnya. Kinerja perusahaan kami diyakini meningkat hingga akhir tahun 2017,” ucapnya.
Berbagai proyek strategis perusahaan itu juga terus dilakukan, seperti pembangunan pabrik baja tanur tinggi atau blast furnace.