logo Kompas.id
Nusantara4.600 Hektar Sabana Terbakar
Iklan

4.600 Hektar Sabana Terbakar

Oleh
· 3 menit baca

KUPANG, KOMPAS — Sabana seluas 4.600 hektar yang tersebar di lima kabupaten di Nusa Tenggara Timur terbakar. Kebakaran terluas ada di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Tengah dengan total 4.200 hektar. Kebakaran itu akibat tradisi masyarakat membakar sabana untuk mendapatkan rumput hijau bagi ternak.Kepala Stasiun Meteorologi El Tari, Kupang, Bambang Setiajid di Kupang, Rabu (30/8), mengatakan, dari pantauan satelit terlihat lima titik api di lima kabupaten di NTT. Kebakaran terjadi sejak 29 Agustus dan masih berlangsung sampai berita ini diturunkan, Rabu malam. Kebakaran meluas dipicu angin kencang ditambah rumput di sabana kering sehingga mudah terbakar."Kebakaran di Sumba Timur, Sumba Tengah, dan Sumba Barat terjadi hampir setiap tahun. Di Pulau Timor, kebakaran sering terjadi di Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara. Pulau Flores sangat jarang terjadi kebakaran kecuali di Sikka. Sebagian besar pantai utara Sikka didominasi sabana," katanya.Lima titik api ada di Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata; Kecamatan Pureman, Kabupaten Alor; Kecamatan Mollo Selatan, Timor Tengah Selatan; Kecamatan Nggaha Ori Angu, Kabupaten Sumba Timur; dan Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah. Setiajid mengatakan, fasilitas pemantauan satelit di Stasiun Meteorologi El Tari tidak mendeteksi luasan lahan terbakar. Namun, Stasiun Meteorologi El Tari mencatat, dalam tiga bulan terakhir terjadi kebakaran hampir di semua kabupaten di NTT. Bahkan, beberapa waktu lalu di sekitar Bandara El Tari terjadi kebakaran. Api tidak meluas karena kawasan hutan terbatas.Hasil pantauan satelit dilaporkan ke Polda NTT dan pemkab setempat untuk ditindaklanjuti. Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Umbu Manurara yang dihubungi di Sumba Tengah mengatakan, luasan terbakar di Sumba Timur dan Sumba Tengah sekitar 4.200 hektar. Kebakaran berawal dari sabana Napu di Sumba Timur, merambat ke padang Tanah Mbana, Soru, dan Bilu Pangodhu di Sumba Tengah. Sebagian kawasan Taman Nasional Umbu Ratu Nggay di Sumba Tengah ikut terbakar. Di Sumba, memasuki musim kemarau, umumnya padang penggembalaan dibakar untuk mendapatkan rumput hijau. Sampai saat ini belum ada lembaga yang melarang atau menjaga dengan ketat agar kawasan padang penggembalaan tidak dibakar.Ketua Aliansi Masyarakat Adat Molo, Timor Tengah Selatan, Aleta Baun mengatakan, luas kebakaran di Kecamatan Mollo Selatan sekitar 250 hektar, termasuk sebagian cagar alam Gunung Mutis. "Kami berulang kali melakukan sosialisasi, bahkan menggelar ritual adat agar warga tidak membakar lahan. Namun, setiap tahun selalu kebakaran," katanya.Abdul Dore, warga Pureman, Alor, mengatakan, kebakaran di Pureman diperkirakan luasnya 100 hektar. Yohanes Lajar dari Lebatuka mengatakan, luas kawasan hutan yang terbakar 50 hektar, tetapi sudah padam.Kebakaran merusak ekosistem, mata air kering, tanah longsor di musim hujan, serta flora dan fauna terancam punah. Kepala Bidang Humas Polda NTT Ajun Komisaris Besar Jules Abraham Abast mengatakan, tidak ada laporan masyarakat terkait kebakaran karena sudah dianggap tradisi. (KOR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000