BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — HS (35), gembong rampok yang memiliki belasan catatan kriminal, tewas ditembak polisi saat penyergapan di Kecamatan Melinting, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, Rabu (23/8). HS yang mengalami luka tembak di bagian kaki dan dada tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.
Menurut Kasubdit III Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Lampung Ajun Komisaris Besar Roy Satya Putra di Bandar Lampung, HS tertembak karena melawan petugas. ”Tersangka yang sudah dikepung anggota kepolisian justru lari dan hendak melepaskan tembakan. Karena melawan dan membahayakan anggota kepolisian, petugas terpaksa mengambil tindakan tegas,” katanya.
Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita beberapa barang bukti yang biasa digunakan HS dalam setiap aksinya, antara lain satu pucuk senjata api rakitan jenis revolver, lima butir peluru, senjata tajam, dan kunci T. Polisi juga menemukan sebuah sepeda motor dan dua pelat nomor kendaraan yang diduga hasil kejahatan.
Menurut Roy, HS menjadi salah satu pelaku kriminalitas yang menjadi target utama pengejaran. Ini karena dia tercatat telah belasan kali menjadi otak pencurian di Kabupaten Lampung Timur, Kota Metro, dan Kota Bandar Lampung. ”Dia masuk daftar pencarian orang Polda Lampung. Dalam sejumlah upaya penangkapan, tersangka kerap melarikan diri,” ujarnya.
Pelaku juga dikenal sadis dan tidak segan melukai korban yang melawan. Tahun 2016, HS menembak Sugeng, warga Lampung Timur, yang menjadi korban perampokan kendaraan bermotor. Sugeng ditembak karena berusaha melawan saat sepeda motornya hendak dirampas.
Saat menjalankan aksi, HS juga kerap berganti komplotan. Hendra, salah satu anggota komplotan HS, menyerahkan diri kepada polisi pada Juli 2017.
Dari hasil penyelidikan petugas, sepeda motor yang curi HS dijual di wilayah Kabupaten Lampung Timur. Uang itu kerap digunakan untuk membeli sabu atau ganja karena HS juga diketahui sebagai pemakai narkoba.
Pengamat sosial dari Universitas Lampung, Sindung Hariyanto, menilai, masih maraknya aksi perampokan dan pencurian di wilayah Lampung telah meresahkan masyarakat. Warga semakin khawatir karena insiden pencurian dan perampokan juga kerap terjadi di tempat ramai.
Selain penegakan hukum oleh aparat, pemerintah juga mesti melakukan tindakan preventif dengan menyediakan lapangan kerja dan memberantas narkoba. Pasalnya, maraknya tindak kriminalitas juga berkaitan dengan kemiskinan dan minimnya lapangan kerja. Ketergantungan terhadap narkoba juga mendorong orang untuk mencuri agar bisa membeli narkoba.