Empat Kabupaten di Sulawesi Tengah Terapkan BBM Satu Harga
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Empat kabupaten di Sulawesi Tengah, yakni Kabupaten Banggai Laut, Banggai Kepulauan, Tojo Una-Una, dan Sigi, telah ditetapkan untuk dapat menerapkan bahan bakar minyak satu harga. Penetapan itu untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, masyarakat dapat membeli premium dengan harga Rp 6.450 per liter dan solar dengan harga Rp 5.150 per liter. Selama ini, harga yang berlaku di keempat wilayah itu berkisar Rp 10.000-Rp 15.000 per liter untuk kedua jenis BBM tersebut.
”Daerah yang akan menerapkannya pada akhir tahun ini adalah Kabupaten Tojo Una-Una, sisanya tahun depan,” kata Manajer Umum PT Pertamina Sulawesi Joko Pitoyo di sela-sela rapat koordinasi antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan anggota Komisi VII DPR di Palu, Sulteng, Jumat (11/8/2017).
Joko mengatakan, dari 13 titik atau daerah di Pulau Sulawesi yang menjadi wilayah penerapan kebijakan bahan bakar minyak (BBM) satu harga, Sulteng mendapat jatah yang cukup banyak. ”Ini merupakan hasil pembicaraan dengan berbagai pemangku kepentingan,” ujarnya.
Empat kabupaten tersebut wilayahnya sulit dijangkau dari pusat kota. Di Kabupaten Tojo Una-Una, misalnya, banyak penduduk tinggal di pulau-pulau yang tersebar di Teluk Tomini. Wilayah tersebut harus ditempuh naik kapal motor atau feri selama 10 jam dari Ampana, ibu kota Tojo Una-Una.
Karena kondisi itu, harga jual BBM menjadi lebih tinggi sebab biaya transportasi pengangkutan BBM ditanggung konsumen. Dengan kebijakan satu harga, ongkos transportasi dibebankan kepada PT Pertamin.
Agen premium minyak dan solar (APMS) yang melayani penjualan BBM di wilayah-wilayah tersebut pun akan berubah menjadi stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) Kompak.
Asisten Bidang Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat, dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Sulteng Elim B Somba mengonfirmasi keempat daerah tersebut disepakati berdasarkan kajian bersama.
Penerapan BBM satu harga diharapkan dapat merangsang roda perekonomian masyarakat lokal yang selama ini terbebani dengan harga BBM yang cukup mahal. ”Masyarakat akan merasakan keadilan sehingga akses untuk peningkatan ekonomi terbuka lebar,” kata Elim.