JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Kota Jayapura, Papua, menetapkan status tanggap darurat menyusul bencana banjir yang melanda enam lokasi di ibu kota Papua tersebut pada Kamis (3/8). Total terdapat 2.065 warga yang terkena dampak banjir tersebut.
Data sementara yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura, warga yang terdampak banjir tersebar di lima daerah, yakni 500 jiwa di Entrop, 300 jiwa di Perumahan Organda, 120 jiwa di Buper Waena, 995 jiwa di Pasar Youtefa, dan 150 jiwa di Konya.
Dari pantauan Kompas hingga Jumat (4/8) malam, air setinggi 30 sentimeter masih menggenangi 123 rumah di Organda, Kelurahan Hedam, Distrik Heram. Meski demikian, warga yang rumahnya terkena banjir tidak mengungsi. Mereka tetap bertahan di rumah masing-masing karena sudah terbiasa dengan bencana banjir di wilayah tersebut.
Kepala BPBD Kota Jayapura Bernard Lamia mengatakan, status tanggap darurat berlaku hingga tujuh hari ke depan. ”Kami juga mendirikan posko induk di Abepura untuk menyalurkan bantuan kepada korban banjir. Ketua posko adalah Wakil Wali Kota Jayapura Rustam Saru,” ujarnya.
Salah satu tokoh masyarakat di daerah Organda, Yunus Pulalo, mengatakan, korban banjir sangat membutuhkan bantuan makanan dan obat-obatan. ”Banjir di Organda disebabkan meluapnya air dari drainase dan kiriman air dari sungai yang melintasi daerah ini,” ucapnya.
Banjir dipicu hujan deras yang melanda Jayapura pada Kamis lalu dari pukul 05.00 hingga 08.00 WIT. Hujan lebat tersebut akibat fenomena konvergensi atau terkumpulnya angin dan meningkatnya suhu permukaan air laut di daerah Papua bagian utara.