Tujuh Warga Puncak Jaya Diamankan Terkait Konflik Pilkada
Oleh
Fabio Maria Lopes Costa
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tujuh warga diamankan aparat kepolisian setelah bentrok antarsimpatisan pasangan calon kepala daerah serta penembakan terhadap tiga warga di Kampung Wandegobak, Distrik Irimuli, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Senin (31/7). Mereka mulai menjalani pemeriksaan di Polres Puncak Jaya, Selasa (1/8).
Penembakan oleh lima anggota kelompok kriminal bersenjata telah menyebabkan satu orang tewas dan dua orang luka tembak. Korban yang diketahui bernama Lugu Wonda (35) tertembak di bagian pantat tembus ke paha serta luka tembak di lengan.
Sementara itu, dua korban luka lainnya, yakni Agupa Tabuni dan Toweron Wonda, masih menjalani perawatan di RSUD Mulia.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Komisaris Besar AM Kamal saat ditemui di Jayapura mengatakan, ketujuh warga tersebut masih menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait penembakan tiga warga dan pembakaran honai di Puncak Jaya.
”Ketujuh warga ini di lokasi kejadian saat pembakaran tiga honai di Kampung Lungwineri dan saat terjadi penembakan terhadap tiga warga yang menjadi korban. Namun, mayoritas saksi ini diperiksa terkait penembakan,” kata Kamal.
Menurut Kamal, tidak tertutup kemungkinan tujuh warga yang diperiksa akan menjadi tersangka apabila ditemukan bukti-bukti keterlibatan mereka dalam dua peristiwa itu.
Ia menambahkan, Polda Papua juga telah mengutus lima pejabat utama untuk membantu Polres Puncak Jaya menangani konflik pilkada yang masih berlarut-larut di wilayah tersebut.
”Situasi terkini di Puncak Jaya telah berangsur kondusif. Menurut rencana, Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya bersama pihak kepolisian dan TNI akan menggelar kesepakatan damai dengan perwakilan pihak-pihak yang berkonflik pada Rabu,” tuturnya.
Jaminan keamanan
Kepala Subbagian Dokumentasi dan Peliputan Pemkab Puncak Jaya Elison Karoba mengatakan, warga yang mengungsi akibat konflik pilkada berharap ada jaminan keamanan dan bantuan makanan. Diperkirakan, sekitar 1.000 warga telah mengungsi untuk menghindari konflik tersebut.
”Sudah sepekan terakhir distribusi barang kebutuhan pokok yang diangkut truk-truk dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, ke Puncak Jaya terhenti karena situasi keamanan yang tidak kondusif. Akibatnya, pasokan makanan di sini semakin menipis,” kata Elison.
Sebelumnya, massa kandidat nomor satu, Yustus Wonda-Kirenius Telenggen, bersama massa calon nomor dua, Henok Ibo-Rinus Telenggen, menggelar acara bakar batu yang berdekatan dengan posko pemenangan kandidat nomor tiga, Yuni Wonda-Deinas Geley, di Kampung Legimut, Distrik Pagaleme, Sabtu pukul 11.15 WIT.
Massa dari kandidat nomor tiga yang dipimpin Bongkar Telenggen mengira ada aksi pembakaran posko mereka. Akhirnya, mereka mendatangi Kampung Legimut dan terjadilah aksi saling serang di antara massa kandidat dengan panah. Aparat Polres Puncak Jaya bersama anggota TNI baru menghentikan pertikaian pada pukul 12.30 WIT.
Setidaknya, satu orang tewas dan 12 orang mengalami luka dalam peristiwa itu. Selain itu, 16 honai atau rumah adat khas wilayah pegunungan Papua dibakar massa dalam insiden tersebut.