JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak empat warga terkena tembakan peluru karet saat bentrok dengan aparat Satuan Brigade Mobil di Kampung Oneibo, Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai, Papua, Selasa (1/8).
Berdasarkan data yang dihimpun Kompas dari Humas Polda Papua, peristiwa penembakan ini terjadi pada pukul 14.30 WIT di dalam lokasi penginapan pekerja PT Putra Dewa Paniai. Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar AM Kamal, saat dikonfirmasi pada Selasa malam, telah membenarkan adanya insiden penembakan tersebut.
Konflik ini, kata Kamal, bermula dari sekelompok warga yang menyerang dan merusak tempat permukiman para pekerja PT Putra Dewa Paniai. ”Mereka jengkel karena pihak perusahaan tidak meminjamkan mobil untuk mengantar salah seorang warga kampung setempat yang mengalami masalah kesehatan ke rumah sakit. Warga itu pun meninggal dunia,” lanjut Kamal.
Ia menuturkan, aparat terpaksa mengeluarkan tembakan karena adanya serangan dari warga, baik menggunakan batu maupun busur panah. ”Anggota kami sudah mengupayakan langkah persuasif dan beberapa kali mengeluarkan tembakan peringatan. Namun, mereka tetap menyerang anggota dengan batu dan busur panah. Anggota kami pun membalasnya sehingga empat warga itu terkena tembakan,” tutur Kamal.
Ia menambahkan, para korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Deiyai untuk mendapatkan perawatan medis. ”Menurut rencana, pimpinan Pemkab Deiyai bersama aparat kepolisian akan menggelar pertemuan dengan warga Oneibo untuk menyelesaikan masalah tersebut,” ujarnya.
Pastor Santon Tekege, salah satu tokoh agama di daerah tersebut, mengatakan, penembakan keempat warga itu merupakan wujud pelanggaran hak asasi manusia di Deiyai.
”Seharusnya aparat memgutamakan upaya dialog untuk mengatasi konflik tersebut. Namun, dari data di lapangan, aparat secara membabi buta langsung menyerang warga tanpa menggunakan langkah persuasif,” ucap Santon.