Polisi China Bantu Ungkap Kasus Perdagangan Orang di Semarang
Oleh
WINARTO HERUSANSONO
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sebanyak empat polisi asal China tiba di Kota Semarang, Jawa Tengah. Para polisi China itu terdiri dari tiga polisi pria dan satu polisi wanita dalam upaya membantu pengungkapan kejahatan penipuan dan perdagangan orang (tracffiking) yang berhasil dibongkar oleh petugas Kepolisian Resor Kota Besar Semarang.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang Komisaris Besar Abiyoso Seno Aji, Rabu (26/7), mengungkapkan, penipuan yang dibongkar itu melibatkan lima warga negara asal China. Mereka ditangkap saat beroperasi dengan alamat rumah di Candisaru, Jalan Tegalsari Nomor 48 RT 007 RW 012, Kota Semarang, Minggu (23/7).
”Kehadiran polisi China sangat membantu karena para pelaku kejahatan ini warga negara China dan hanya bisa bicara dalam bahasa China, tidak bisa bahasa Inggris. Mereka menyasar warga sendiri yang tinggal di sejumlah kota di China,” tutur Abiyoso.
Dari penyidikan awal, polisi Polrestabes dan polisi China sudah melakukan olah lokasi rumah. Telah diamankan pula puluhan alat telepon rumah serta barang bukti dokumen yang sempat dibakar pelaku saat digerebek polisi.
Modus kejahatan tersebut, ujar Abiyoso, sudah biasa di Indonesia. Caranya, pelaku menelepon anggota keluarga seseorang di China, lalu mengabarkan ada salah satu anggota keluarga itu yang terkena musibah di Kota Semarang atau Jawa Tengah. Mereka kemudian memeras minta dikirimi uang.
Beberapa warga China yang tertipu itu juga difasilitasi ke Indonesia, dijanjikan berpelesir ke Pulau Bali. Namun, ujungnya dijerat dalam perdagangan orang.
Kelima pelaku itu bernama Cheng We, Cheng Kang, Cheng Kuan, Zhan Zhi Rao, dan Shen Zhong Tsu. Selain itu, ada tiga pelaku lagi yang masih diburu. Mereka diduga otak dari kejahatan ini.
”Para pelaku kebanyakan dari Chengdu, Provinsi Sichuan, China. Polisi masih mendalami apakah kejahatan ini muncul akibat memanfaatkan banyak orang China kerja di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah,” ujar Abiyoso.
Dikatakan, praktik kejahatan serupa pernah terjadi di DKI Jakarta dan wilayah Polda Jawa Barat. Oleh karena itu, kelima pelaku itu, Rabu siang ini, dikirim ke Polda DKI Jakarta untuk dicocokkan dengan pelaku kejahatan dari wilayah lain yang pelakunya juga dari China.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang Ajun Komisaris Besar Wiyono Eko P mengatakan, dalam praktiknya, penipuan ini lebih mudah karena pelaku mengaku sebagai petugas Biro Keamanan Umum China.