SURABAYA, KOMPAS — Kapal Republik Indonesia Usman Harun, Senin (24/7), bertolak dari dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, menuju Lebanon. Kapal perang bernomor lambung 359 itu mengangkut 110 personel Tentara Nasional Indonesia yang akan bertugas sebagai Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) dalam misi perdamaian.
Personel yang diberangkatkan itu tergabung dalam Satuan Tugas Maritim Kontingen Garuda XXVIII-J/UNIFIL. Satgas dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Alan Dahlan yang juga Komandan KRI Usman Harun.
Satgas akan bertugas selama setahun dan menggantikan Konga XXVIII-I/UNIFIL bersama KRI Bung Tomo-347. ”Serah terima satgas akan berlangsung di Lebanon. KRI Bung Tomo akan kembali untuk perawatan dan perbaikan setelah setahun bertugas di perairan sana,” kata Panglima Koarmatim Laksamana Muda Darwanto.
Keberangkatan KRI Usman Harun, kata Darwanto, menandai misi kesepuluh Indonesia di Lebanon untuk turut menjaga perdamaian dunia. Satgas yang sedang dalam perjalanan diinstruksikan untuk menjalankan tugas dan mandat dari PBB dengan baik demi menjaga kehormatan bangsa dan negara. ”Kalian adalah duta bangsa. Jangan melakukan pelanggaran apa pun di sana,” ujarnya kepada satgas dalam upacara pelepasan.
Darwanto mengatakan, penting bagi Indonesia untuk terus aktif terlibat dalam misi perdamaian dunia. Apalagi, selama ini, Konga kerap mendapat apresiasi positif dari satgas negara lain yang sama-sama terlibat dalam misi perdamaian. Memberangkatkan satgas merupakan upaya positif mempertahankan hubungan baik dengan negara lain sekaligus menjaga citra positif yang telah diraih selama ini.
Darwanto meminta satgas yang akan bertugas nanti mempelajari dan memahami kebiasaan pergaulan internasional. Tradisi, adat, dan kebiasaan masyarakat Lebanon juga tidak boleh diabaikan atau harus dihargai. Satgas diminta menunjukkan karakter bangsa Indonesia yang menjunjung toleransi dan perdamaian.
Alan menambahkan, perjalanan ke Lebanon akan menghabiskan waktu lebih kurang dua bulan untuk pergi dan pulang. Misi sebagai bagian dari pasukan perdamaian berlangsung setidaknya enam bulan.
Dari Surabaya, KRI Usman Harun akan terlebih dahulu singgah di Jakarta guna upacara pelepasan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. ”Kami berharap doa restu agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.