KPK dan Pemda DIY Gelar ”Workshop” Pembangunan Budaya Integritas
Oleh
Haris Firdaus
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pemerintah Daerah DI Yogyakarta menggelar workshop Pembangunan Budaya Integritas bagi para kepala daerah dan pimpinan DPRD di DI Yogyakarta. Workshop itu digelar untuk menumbuhkan budaya integritas di jajaran pemerintah daerah di DIY.
”Pelatihan ini bertujuan agar budaya integritas bisa terwujud di Yogyakarta,” kata fungsional Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Kedeputian Bidang Pencegahan KPK, Anto Ikayadi, seusai pembukaan workshop Pembangunan Budaya Integritas, Selasa (18/7), di Yogyakarta.
Workshop itu dihadiri oleh Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, Wakil Gubernur DIY Paku Alam X, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, Bupati Sleman Sri Purnomo, Bupati Bantul Suharsono, Bupati Gunung Kidul Badingah, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, dan sejumlah pejabat lain. Hadir pula Ketua DPRD DIY Yoeke Indra Agung Laksana dan Wakil Ketua DPRD DIY Dharma Setiawan.
Anto menjelaskan, budaya integritas sangat penting ditumbuhkan di jajaran pemerintah daerah, baik di level provinsi maupun kabupaten/kota. Sebab, dengan adanya budaya integritas, maka praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme dapat dicegah.
”Jadi, yang kita cegah itu bukan hanya korupsi, melainkan juga kolusi dan nepotisme. Sebab, kalau ada kolusi dan nepotisme di suatu lembaga, sistem secanggih apa pun akan mandul,” ujar Anto.
Menurut Anto, KPK telah menggelar workshop serupa di sejumlah provinsi selain DIY, antara lain Jawa Tengah, Papua, dan Kalimantan Timur. ”Penyelenggaraan pelatihan di DIY ini menunjukkan komitmen Bapak Gubernur DIY dan semua bupati dan wali kota di DIY,” ujarnya.
Sementara itu, Sultan Hamengku Buwono X berharap, workshop tersebut bisa menjadi sarana pembelajaran bagi para pejabat di DIY. Sultan juga berharap di dalam workshop itu bisa tercipta proses diskusi yang terbuka di antara para peserta tanpa harus terkendala oleh perbedaan jabatan.
”Harapan saya, kita sama-sama belajar dan pelatihan ini bisa menjadi tempat dialog dan diskusi yang terbuka untuk membangun pola pikir yang sama,” kata Sultan.