Petrokimia Salurkan 2,34 Juta Ton Pupuk Bersubsidi
Oleh
ADI SUCIPTO
·2 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Total alokasi pupuk bersubsidi pada tahun 2017 mencapai 9,5 juta ton. Sebanyak 53,68 persen di antaranya atau 5,1 juta ton dibebankan ke PT Petrokimia Gresik. Hingga saat ini, pabrik pupuk di Gresik, Jawa Timur, tersebut telah menyalurkan 2,34 juta ton pupuk bersubsidi, sementara 2,76 juta ton pupuk lagi segera didistribusikan.
Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Nugroho Christijanto, Senin (10/7), mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi pada Juli ini, pihaknya menyediakan 775.819 ton pupuk. Pupuk itu terdiri dari urea sebanyak 46.718 ton, ZA (150.047 ton), SP-36 (128.274 ton), Phonska (405.428 ton), dan Petroganik (45.352 ton).
Selain itu, dari sisi produksi, PT Petrokimia Gresik juga membuat inovasi berbasis teknologi informasi. Upaya itu dilakukan melalui terobosan baru dengan meluncurkan aplikasi berbasis Android yang diberi nama ”Petroxfert”.
Aplikasi itu merupakan media informasi mengenai berbagai jenis produk Petrokimia Gresik, mulai dari pupuk, nonpupuk, hingga pestisida, yang bisa diunduh melalui Google Playstore atau di situs www.petroxfert.com. Aplikasi itu pada dasarnya dapat digunakan oleh siapa pun sebagai panduan untuk mengetahui seluruh produk Petrokimia Gresik, mulai dari spesifikasinya hingga cara aplikasi produk.
Aplikasi itu memiliki sejumlah fitur, seperti Agri Calc, yaitu kalkulator untuk menghitung atau mengetahui berapa kebutuhan pupuk per hektar untuk setiap komoditas tanaman.
Selain itu, ada fitur Bagan Warna Daun (BWD), yaitu alat untuk mengukur tingkat kehijauan daun guna mengetahui takaran dan waktu pemberian pupuk nitrogen (N) atau urea yang tepat.
Fitur Budidaya Pertanian juga ada, isinya tutorial (artikel ataupun video) budidaya tanaman pertanian dan perkebunan.
Nugroho menyebutkan, pemanfaatan teknologi berbasis Android itu didasari pengguna smartphone di Indonesia yang tumbuh signifikan. Bahkan, berdasarkan data Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, terdapat 65 juta pengguna.
”Momentum itu kami manfaatkan dengan mengembangkan aplikasi berbasis Android yang sekaligus menjadi sarana promosi dan edukasi bagi konsumen,” ujar Nugroho.
Aplikasi itu masih terus dikembangkan dengan jangkauan fungsi yang lebih luas dan diperkuat dengan fitur yang lebih canggih. Salah satunya, sebagai media penjualan komersial sebagaimana jaringan aplikasi penjualan umum yang telah ada di Indonesia. ”Ke depan, konsumen bisa saja memesan produk melalui aplikasi itu,” lanjutnya.
Asikin Hariyanto dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Gresik menuturkan, bagi petani, yang penting bisa mendapatkan pupuk tepat waktu. Petani hanya menekankan supaya pupuk tersedia ketika dibutuhkan. ”Kalaupun aplikasinya canggih, tetapi jika petani masih sulit mendapatkan pupuk saat tanaman butuh pupuk, juga percuma,” ucapnya.
Menurut Asikin, yang tidak kalah penting adalah mengedukasi petani terkait pemupukan yang berimbang, tepat dosis, tepat takaran, dan tepat waktu.