logo Kompas.id
NusantaraWaspadai Arus Pecah di...
Iklan

Waspadai Arus Pecah di Perairan Selatan Jawa

Oleh
· 2 menit baca

BANDUNG, KOMPAS — Warga dan wisatawan di pantai selatan Jawa diminta mewaspadai arus pecah karena dapat mengancam keselamatan. Apalagi, gelombang dengan ketinggian hingga 3 meter masih berpotensi terjadi di kawasan itu dalam sepekan ke depan sehingga membuat arus pecah semakin kuat."Waspadai arus pecah karena sering tak disadari. Tanda-tandanya dapat dikenali sehingga orang-orang yang berada di sekitar pantai bisa menghindarinya," kata peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat, Leo Sembiring, di Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/5).Arus pecah merupakan gelombang datang yang membentur pantai dan kembali ke laut. Arus itu menjadi kuat karena biasanya terbentuk dari akumulasi pertemuan dua atau lebih gelombang datang. "Ada kalanya kontur di bawah laut sekitar pantai tidak merata. Di titik itu, saat gelombang yang membentur pantai kembali, arus bawahnya lebih kuat walau terlihat tenang di permukaan," ujarnya. Dalam beberapa hari terakhir, sering ada korban terseret arus di pantai selatan Jabar. Delapan santri tingkat sekolah menengah pertama Pondok Pesantren Hidayatullah, Kota Depok, terseret ombak saat berwisata di Pantai Cidora, kawasan Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa lalu. Empat santri tewas dan seorang lainnya hilang dalam kejadian itu. Mereka adalah Muhammad Faisal Ramadhan (16), Khalid Abdulah Hasan (16), Rijal Amrullah (16), dan Wisnu Dwi (16). Satu korban yang belum ditemukan adalah Syaefullah Abdul Azis (16). Tiga santri lain selamat. Kamis (11/5), seorang warga Kelurahan Ciwalen, Kecamatan Garut Kota, juga hanyut di pantai selatan Garut. Korban ditemukan tewas dua hari kemudian.Penyebab korban terseret ke laut juga terkait dengan arus pecah. "Ada kombinasi kejadian. Saat gelombang tinggi, korban mungkin terjatuh dihantam ombak. Dia terseret masuk ke zona arus pecah," ujar Leo.Ketika terbawa arus pecah, korban biasanya panik dan berusaha melawan arus untuk berenang lurus ke pantai. Padahal, menurut dia, hal itu keliru. Sebab, arus pecah sangat kuat sehingga korban akan cepat lelah jika berenang ke arah berlawanan.Camat Caringin, Engkos Hardy, mengatakan, di Pantai Cidora termasuk dilarang berenang. Selain pantai berkarang, ombak di pantai itu juga mencapai 3 meter. "Sudah dipasang peringatan dilarang berenang, termasuk kepada para pengunjung, karena berbahaya," ujarnya. (TAM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000