BATAM, KOMPAS — Festival Padang Melang pada akhir pekan ini di Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, diprediksi tidak terdampak kabut asap. Panitia pun telah menyiapkan pelepasan 5.000 anak penyu untuk memeriahkan festival di Pulau Jemaja itu.
Bupati Kepulauan Anambas Abdul Haris mengatakan bahwa persiapan akhir festival sedang dituntaskan. Kabut asap yang selama beberapa hari terakhir melingkupi Kepulauan Anambas diprediksi tidak semakin tebal. ”Masih ada, tetapi tidak semakin memburuk,” ujarnya ketika dihubungi, Selasa (9/5/2017), dari Batam, Kepulauan Riau.
Festival itu dihelat di Pantai Padang Melang, Pulau Jemaja, mulai Kamis (11/5). Penutupan akan dihelat pada Sabtu (13/5). ”Mudah-mudahan, Rabu ini tamu-tamu sudah mulai berdatangan,” ujarnya.
Seperti diberitakan, kabut asap terlihat di Kepulauan Anambas selama beberapa hari terakhir. Jarak pandang terpangkas dari minimal 5.000 meter menjadi maksimal 4.000 meter. Tidak diketahui dari mana asal kabut asap itu. Sebab, tidak ada kebakaran lahan dan hutan di kabupaten kepulauan yang perlu lebih dari jam dengan kapal cepat untuk dijangkau dari kabupaten terdekat itu (Kompas, 9/5).
Haris mengakui panitia dan warga waswas saat kabut mulai terlihat beberapa hari lalu. Kecemasan itu, antara lain, berdasarkan pengalaman di daerah lain yang terpaksa membatalkan berbagai kegiatan gara-gara kabut asap semakin tebal. ”Disiapkan sejak jauh hari, tahu-tahu acara terpaksa dibatalkan karena kabut asap,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Anambas Iwan Roni mengatakan, 5.000 anak penyu sudah disiapkan di dekat lokasi acara. Pelepasan ribuan ekor anak penyu itu menjadi salah satu daya tarik festival tersebut. ”Wisatawan bisa ikut melepaskan anak penyu,” ujarnya.
Pelepasan itu bagian dari upaya Kepulauan Anambas menunjukkan potensi wisata baharinya. Pada periode tertentu, pulau-pulau di kabupaten terdepan itu memang disinggahi penyu hijau atau Chelonia mydas.
Sementara itu, penyu hijau yang berenang pelan di antara permukiman warga menjadi pemandangan rutin di pesisir Pulau Jemaja. Permukiman warga Anambas yang dibuat di atas permukaan laut menjadi salah satu tempat penyu hijau mencari makanan pada malam hari.
Hampir setiap malam, selepas pukul 20.00, penyu hijau melintas di permukiman. Namun, hanya antara Mei dan Juli di beberapa pulau kecil sekitar Jemaja banyak penyu naik ke pantai lalu bertelur. Di luar periode itu, tidak ada kepastian akankah penyu ke darat dan bertelur.
Iwan mengatakan, panitia festival itu juga menyiapkan sejumlah atraksi lain untuk memeriahkan kegiatan itu. Sebagian kegiatan besar pertama di Jemaja, warga dan panitia ingin festival itu mengesankan bagi pelancong.
Camat Jemaja Abdullah Sani mengatakan, sebagian rumah warga disiapkan menjadi tempat penginapan. Hal itu untuk menyiasati kekurangan penginapan komersial di Jemaja. Di seluruh Jemaja tersedia tidak sampai 100 kamar di sejumlah losmen di Letung, desa teramai di pulau tersebut.