BANTUL, KOMPAS — Keris produksi sentra kerajinan di Dusun Banyusumurup, Desa Girirejo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, laku dipasarkan lewat daring (online). Melalui pemasaran lewat internet inilah keris yang merupakan produk kerajinan peninggalan leluhur laku terjual ke beberapa kota di seluruh Indonesia, bahkan hingga luar negeri.
Ketua Koperasi Gandring, Wahyu Aji Sasmito, mengatakan, pemasaran lewat daring banyak dilakukan oleh perajin keris yang berusia muda di bawah 40 tahun.
”Melalui pemasaran lewat internet tersebut, mereka akhirnya justru sering kali mendapat pesanan dari luar negeri, seperti dari Malaysia dan Singapura,” ujarnya, Jumat (21/4/2017).
Koperasi Gandring adalah koperasi simpan pinjam yang beranggotakan 50 perajin keris di Dusun Banyumsumurup.
Sementara itu, menurut dia, kalangan perajin yang berusia lebih tua, di atas 40 tahun, cenderung hanya mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut, dan menerima pemesanan lewat telepon, atau kunjungan langsung dari konsumen ke tempat produksi. Namun, melalui cara itu saja, keris produksi mereka bisa laku dibeli oleh sejumlah wisatawan asing, seperti wisatawan Amerika Serikat, Belanda, Perancis, Belgia, dan Australia.
Dika Widayanto (23) merupakan salah satu perajin muda yang pernah memasarkan produk kerisnya lewat internet. Hal itu dilakukannya dengan memajang foto-foto keris yang dibuatnya di media sosial, seperti Facebook.
”Cukup dengan beberapa kali memajang foto di Facebook, saya langsung mendapatkan permintaan dari beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Barat,” ujarnya.
(EGI)