Umat Hindu Rayakan Tawur Agung Kesanga di Somagede, Banyumas
Oleh
Megandika Wicaksono
·2 menit baca
Kompas/Megandika Wicaksono
Sejumlah umat Hindu merayakan Tawur Agung Kesanga menjelang hari raya Nyepi di Pura Pedaleman Giri Kendeng, Somagede, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (27/3/2017).
PURWOKERTO, KOMPAS — Sekitar 200 umat Hindu merayakan Tawur Agung Kesanga dengan khidmat di Pura Pedaleman Giri Kendeng, Desa Klinting, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Upacara ini digelar untuk mengawali perayaan hari raya Nyepi.
”Tawur Agung Kesanga adalah rangkaian perayaan hari raya Nyepi. Intinya adalah membebaskan atau menetralkan kekuatan negatif yang ada agar umat Hindu yang akan menyelenggarakan brata penyepian atau mawas diri tidak terganggu oleh kekuatan negatif, baik yang ada di dalam diri maupun di alam semesta,” kata sesepuh agama Hindu Kabupaten Banyumas, Made Sedana Yoga (67), Senin (27/3/2017).
Perayaan dimulai sekitar pukul 08.00 dengan prosesi seni ogoh-ogoh yang diarak dari Lapangan Desa Klinting menuju ruas Jalan Sokawera, lalu berakhir di halaman pura. Warga dan pelajar SD serta SMP setempat turut menonton perarakan yang menempuh jarak sekitar 2 kilometer tersebut. Setibanya di halaman pura, ogoh-ogoh kemudian dibakar. Setelah itu dilanjutkan sembahyang bersama di Pura Pedaleman Giri Kendeng.
Made mengatakan, sebagian umat Hindu akan melakukan brata penyepian di dalam pura. Sebab, jika berada di rumah, godaannya lebih besar dan beragam. ”Di rumah itu, godaannya ada makanan, ada sajen. Ada pula godaan bau masakan dari rumah tetangga. Yang biasanya melakukan penyepian di pura adalah remaja dan orang tua,” ujar Made, yang juga menjabat sebagai Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Banyumas periode 1982-2012.
Sri Wahyuni (33), salah seorang umat Hindu dari Desa Klinting, menyampaikan, dirinya merasa bersyukur atas keharmonisan hidup di tengah masyarakat yang majemuk sehingga dia bisa menjalankan ibadahnya dengan baik. ”Saya berharap kedamaian dan sikap saling menghargai antar- umat beragama bisa tetap terjaga,” kata Sri.