MATARAM, KOMPAS – Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan, dua ginjal Sri Rabitah (25) masih lengkap. Namun, warga Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Lombok Utara, itu perlu tindakan medis untuk mengangkat selang yang ada di ginjal kanannya.
Sebelumnya, mantan Tenaga Kerja Indonesia yang pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Doha, Qatar, itu, berdasarkan hasil rontgen dokter RSUD Provinsi NTB ginjal kanannya dinyatakan tidak tampak.
“Dua dokter spesialis urologi yang memeriksa ibu ini (Rabitah) tidak pernah menyampaikan bahwa ginjalnya tidak ada, melainkan ginjal kanannya tidak tampak,” kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Provinsi NTB dr Agus Rusdhi, Selasa (28/2) di Mataram, Lombok, kepada wartawan.
Agus menyatakan, sesuai keterangan dokter yang memeriksa, ada selang di ginjal kanan Rabitah. Dokter menduga, Rabitah pernah menjalani operasi saat menjadi TKI di Doha. “Secara keilmuan, selang itu untuk melancarkan aliran urin dari ginjal ke saluran kencing,” ujarnya.
Ketika wartawan minta agar dokter spesialis yang memeriksa Rabitah dihadirkan, Agus mengatakan, apa yang ia sampaikan merupakan hasil rekam medik, foto rontgen dan resume dokter yang memeriksa Rabitah.
Rabitah akan menjalani operasi pengangkatan selang di RSUD NTB, Kamis (2/3).
Rabitah bekerja pada sebuah keluarga di Qatar, 18 Juli 2014. Namun, ia dipulangkan ke Indonesia pada 5 November 2014. Sesuai prosedur di Qatar, setiap pekerja dicek kesehatan.
Pengakuan Rabitah, ia menjalani operasi di sebuah rumah sakit di Qatar tanpa persetujuan. “Saya dibius, dan tidak sadarkan diri dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00,” ujar Rabitah. Setelah operasi Rabitah merasakan sakit di pinggang kanan.
Dari rumah sakit di Qatar, oleh majikannya, Rabitah diserahkan ke agensi yang mengirim. Rabitah tiga kali berganti majikan. Majikan ketiga, setelah mengetahui kondisi fisik Rabitah, meminta agensi memulangkan ke Indonesia.
Di kampung, Rabitah selalu mengeluh sakit di pinggang kanan. Ia sempat keluar darah dari hidung dan saat buang besar. Awal Januari 2017, setelah berkali-kali berobat ke RSUD Tanjung namun tak kunjung membaik, Rabitah dirujuk ke RSUD Provinsi NTB. Dari hasil foto rontgen di RS itu tersiar kabar dari pihak Rabitah bahwa ginjal kanannya hilang.
Selasa pagi, pihak RSUD Provinsi NTB memberikan keterangan berbeda. Rabitah meminta maaf kepada pers dan minta pemberitaan dihentikan. “Ini semata-mata kesalahfahaman. Saya baru tahu dua ginjal saya masih ada,” ujar Rabitah.
Koordinator Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Indonesia NTB Muhammad Saleh, yang mendampingi Rabitah ke RSUD NTB, mempertanyakan pernyataan yang berbeda. Keterangan Wakil Direktur RSUD Provinsi NTB berdasarkan hasil pemeriksaan awal yang menyatakan ginjal kanan Rabitah tidak tampak.
“Saya cukup gembira karena informasi ginjal kanannya masih ada. Tapi kalau tanpa pemeriksaan ulang, lalu menganulir hasil pemeriksaan sebelumnya, saya curigai ada apa,” ujar Saleh. Karena itu, Saleh bermaksud mencek ulang kesehatan Rabitah ke RS yang lebih netral di Jakarta.