KEDIRI, KOMPAS — Masyarakat adat Kelarasan Bungo Setangkai Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Selasa (21/2), menyelenggarakan upacara menjemput gelar pusaka pucuk adat Raja Datuk Tan Malaka dari Ibrahim Datuk Tan Malaka atau biasa dikenal dengan sebutan Tan Malaka, pahlawan nasional, kepada penerusnya Hengky Novaron Arsil.
Ritual penjemputan gelar dilakukan di pusara yang diyakini pusara Ibrahim Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Hadir pada kegiatan ini para pemangku adat di Kelarasan Bungo Setangkai yang berjumlah 142 orang. Selain itu, juga ada Ketua DPRD dan Wakil Bupati Limapuluh Kota, pihak Tan Malaka Institut, dan Pemerintah Kabupaten Kediri, serta Hengky Novaron Arsil, yang siang itu langsung mengenakan pakaian kebesaran Raja Kelarasan Bungo Setangkai Suliki.
Prosesi dimulai sekitar pukul 10.00 berupa sambutan dari pihak terkait di halaman rumah salah satu warga Selopanggung dan dilanjutkan dengan ritual utama di pusara hingga sekitar pukul 12.00.
Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ahmad mengatakan, prosesi yang dilakukan meliputi basalinbaju, yakni mengumumkan kepada khalayak dan alam sekitar bahwa pengganti Raja Bunga Setangkai telah ada. “Yang kedua proses pengambilan tanah makam sehingga secara adat prosesi telah sempurna,” katanya.
Melalui proses ini, gelar Datuk Tan Malaka yang disandang oleh Henky telah lengkap setelah sebelumnya menggantung lama. Hal ini terjadi lantaran pihak keluarga tidak mengetahui di mana makam Ibrahim Tan Malaka berada setelah ia menghilang tahun 1948 lalu. Hengky sendiri merupakan generasi ketujuh, sedangkan Ibrahim generasi keempat.