SEMARANG, KOMPAS - Para pedagang lama merasa senang dan bersiap berjualan kembali di Pasar Peterongan, Jalan MT Haryono, Semarang, Jawa Tengah. Mereka senang karena bangunan pasar Peterongan yang dibangun sejak 1916 itu di samping tua dan berstatus bangunan cagar budaya, juga merupakan bangunan konstruksi pertama dalam sejarah bangunan di Kota Semarang.
Sutopo (56), Rabu (8/2) saat ditemui di tempat relokasi di belakang pasar mengemukakan, para pedagang senang bisa berdagang lagi di pasar. Setelah direnovasi, kondisi nya sudah bersih, wajah asli pasar nampak setelah bangunan liar dibersihkan, serta pasar nantinya jadi destinasi wisata.
"Sewaktu akan direnovasi, pemkot Semarang merancang pasar ini menjadi bangunan modern tiga lantai supaya bisa menampung 1.600 pedagang di Peterongan, dan sekitarnya," kata Sutopo, pedagang sayuran sudah 30 tahun berjualan di Pasar Peterongan.
Begitu juga pedagang pakaian Dewi (37) yang sudah menata kiosnya di tengah, tepat di depan pintu masuk pasar. Pasar Peterongan menjadi menarik karena pohon asam besar, tua, serta ada Punden Mbah Gosang, yang merupakan ciri khas pasar di tengah pintu masuk kini sudah ditata rapi.
Menurut Dewi, pedagang lama bersyukur pemkot akhirnya mempertahankan bangunan lama pasar ini. Pasar ini setelah direnovasi sejak 2015 kini siap untuk dibuka kembali. "Pedagang lama sejak 27 Januari lalu sudah memperoleh kios dan lapak secara kesepakatan, bukan melalui undian. Saya berharap berjualan disini bisa naik omzet 2-3 kali lipat dibanding sebelumnya," ujar Dewi yang tinggal di perumahan Tlogosari, Semarang Timur.
Setelah direnovasi, Pasar Peterongan menampung 382 pedagang. Jumlah pedagang yang seimbang dengan kapasitas pasar ini. Ini merupakan pasar konservasi yang berhasil dipertahankan pedagang dari jamahan proyek pasar modern. Hal ini juga berkat kepedulian penggiat sejarah di Kota Semarang yang tergabung dalam Komunitas Penggiat Sejarah.
Salah satu keunikan bangunan pasar ini, di antaranya bentuk atap pasar yang didesain seperti model pelana dengan banyak lubang udara. Konsep banyak lubang udara ini untuk memperlancar sirkulasi udara, bangunan tropis dengan mengutamakan kesegaran dan kesehatan pedagang.
Kota Semarang sebenarnya memiliki sejumlah pasar tradisional yang masuk dalam bangunan tua dan bersejarah. Mulai dari Pasar Johar, Pasar Bulu hinggan Pasar Jatingaleh. Sayangnya, Pasar Johar kini kondisinya merana setelah mengalami kebakaran 2016 serta Pasar Bulu telah jadi pasar modern setelah dibangun ulang 2015.