Capirossi, yang kini menjabat sebagai pengarah balapan (race director) MotoGP, optimistis MotoGP masih punya masa depan yang sangat panjang.
Oleh
DAHONO FITRIANTO
·2 menit baca
Pada dekade 1990-an dan awal 2000-an, nama Loris Capirossi (48) sangat melekat dengan ajang balapan sepeda motor kelas dunia MotoGP. Mantan juara dunia di kelas 125 cc dan 250 cc itu menjadi salah satu nama yang paling diingat orang saat membicarakan MotoGP.
Kini di saat zaman tengah berubah, di mana pergeseran dari kendaraan bermesin konvensional menuju kendaraan listrik tengah terjadi, banyak orang mulai mempertanyakan masa depan MotoGP. Apalagi, di arena balap mobil Formula, sudah ada kejuaraan Formula-E yang diikuti mobil-mobil listrik.
Namun, Capirossi, yang kini menjabat sebagai pengarah balapan (race director) MotoGP, optimistis MotoGP masih punya masa depan yang sangat panjang. ”Tentu saja evolusi sedang terjadi. Itu sebabnya kami punya kelas (balapan) Moto-E di Eropa yang diikuti sepeda motor listrik. Dan, sudah tiga musim kami menggelarnya,” ujar Capirossi di sela-sela kesibukannya mengatur balapan di Pertamina Grand Prix of Indonesia, nama resmi balap motor MotoGP Mandalika, Sabtu (19/3/2022).
Menurut Capirossi, masih banyak orang yang ingin mendengarkan raungan suara mesin dari knalpot motor-motor peserta MotoGP. Selain itu, ia menyebutkan, MotoGP adalah balapan yang tiada duanya. ”MotoGP adalah kelas balapan yang sangat menakjubkan. Karena Anda bisa bayangkan, kapasitas mesin motornya 1.000 cc dan sekarang kita sudah mendekati tenaga puncak 300 HP, dengan berat sepeda motor (hanya) 159 kilogram. Motor seberat 159 kg dengan tenaga 300 HP, itu sangat dahsyat,” kata mantan pebalap yang punya banyak pengikut asal Indonesia di Instagram itu.
Dengan angka-angka itu, para peserta MotoGP bisa mencapai kecepatan maksimum di kisaran 314-315 km per jam di Sirkuit Mandalika. ”Itu karena trek lurus di sini tidak terlalu panjang. Saat balapan di Qatar (yang memiliki trek lurus sepanjang lebih dari 1 kilometer), kecepatan maksimumnya bisa mencapai 365 km per jam,” ujar pria ramah ini.
Segala kedahsyatan itu, kata Capirossi, membuat banyak orang masih ingin melihat ”sirkus” MotoGP ini dimainkan.