Syifa Hadju mengaku sering sangat deg-degan ketika "shooting" 17 Selamanya. Salah satu adegan serial itu mengharuskan ia berpidato panjang mengenai Prambanan. Informasi-informasi yang disampaikan tentu harus tetap valid.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Perbedaan zaman sebagai latar serial 17 Selamanya menyulitkan Syifa Hadju. Ia memerankan Dawai, gadis yang sebenarnya berasal dari tahun 1965 dan bermukim di Yogyakarta. Aktris tersebut harus berdialog dengan bahasa yang berlainan dengan saat ini.
Dawai terbawa ke tahun 2019 namun fisiknya tetap belia dan bertemu Putra yang diperankan Rizky Nazar. Tak heran, serial itu juga menyuguhkan elemen fantasi. “Semuanya berat. Aku jadi orangtua tapi badannya remaja,” ujar Syifa saat konferensi pers 17 Selamanya di Jakarta, Selasa (8/3/2022).
Ia harus benar-benar memperhatikan ucapan dan perilakunya saat berakting. Syifa pun harus membaca banyak tulisan sejarah. “Percakapannya enggak bisa seperti anak zaman sekarang. Malah, aku berpidato panjang tentang Prambanan. Salah sedikit saja bahaya,” katanya.
Syifa mendapati banyak tantangan. Ia mengaku sering sangat deg-degan ketika menuturkan informasi karena harus valid. “Aku mikir, mau membawakannya bagaimana. Sepanjang pembuatan 17 Selamanya kayak menghadapi teka-teki sejarah,” ucapnya sambil tersenyum.
Ia banyak berdiskusi dengan beberapa kru sehingga bisa menambah pengetahuannya. Syifa juga mengingat-ingat pelajaran saat SMA. “Aku harus presentasi lagi lebih detil dan panjang. Baca skenario sampai berulang kali supaya menjiwai Dawai,” katanya.
Serial tersebut ditayangkan WeTV Indonesia mulai 10 Maret 2022. Tak sekadar drama percintaan yang biasa dilakoni Syifa, 17 Selamanya diramaikan aksi menegangkan. “Capek shooting tapi menyenangkan. Pas balik ke Jakarta jadi kangen Yogyakarta. Seru,” ujarnya.