Seniman Butet Kartaredjasa pernah sangat putus asa dalam hidupnya. ”Dan, itu terjadi tahun lalu, selama hampir 5 bulan. Saya depresi berat karena sakit tulang belakang,” katanya, Selasa (15/2/2022), dari Yogyakarta.
Sejak Juli 2021, katanya, ia mengalami saraf kejepit, sampai-sampai nyaris lumpuh total. Sehabis operasi, ceritanya, ia gagal melakukan pemulihan. ”Karena saya sembrono, saya cuek pada diabetes dan itulah yang kemudian merusak selongsong saraf di tulang belakang,” katanya.
Ibaratnya, katanya, harapan untuk sembuh itu hanya ada pada para sahabat yang berdoa dan bahkan menjenguknya ke Yogyakarta. ”Saya sudah hampir game over aja,” ucapnya.
Semangat hidupnya mulai menyala ketika buku yang ditulis oleh puluhan sahabatnya dilucurkan pada November 2021. Buku berjudul Urip Mung Mampir Ngguyu itu memuat banyak testimoni, bahkan kajian tentang perjalanan ibadah kebudayaan yang selama ini dilakoni aktor monolog itu.
Semangat hidup itu seolah makin menyala ketika ia ”dipanggil” ke Istana Negara bersama para seniman lain oleh Presiden Joko Widodo, pekan lalu. Di situ ia mendapatkan kepastian bahwa ibadah kebudayaan tetap bisa diselenggarakan dengan penerapan standar prosedur tetap kesehatan.
Proyek kebudayaan, seperti Indonesia Kita, yang selama 2 tahun mati suri, akhirnya akan digelar lagi, Minggu (20/2/2022), di Yogyakarta. ”Ayo kita beribadah lagi. Hidup harus diisi ibadah kebudayaan agar bangsa ini tetap sehat walafiat,” katanya. Semangat beribadah!