Pemimpin harus berani mengambil keputusan. Apalagi menghadapi sesuatu yang tidak benar di masyarakat. Jangan khawatirkan diri sendiri, termasuk jabatan.
Oleh
Tri Agung Kristanto
·2 menit baca
Nyaris apa pun yang dilakukan dan dinyatakan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman selalu menarik perhatian masyarakat. Padahal, ia tak ingin menjadi sorotan, kecuali mengajak warga melakukan yang terbaik bagi negeri ini. Berani menyatakan kebenaran dan tak hanya memikirkan diri sendiri.
”Pemimpin harus berani mengambil keputusan. Apalagi menghadapi sesuatu yang tidak benar di masyarakat. Jangan khawatirkan diri sendiri, termasuk jabatan,” ungkap Dudung di kediaman dinasnya, Jakarta, pekan lalu. Ia menerima Kompas untuk persiapan peluncuran buku biografinya pada Maret yang akan datang.
Buku yang ditulis oleh Imelda Bachtiar itu berjudul Loper Koran Jadi Jenderal, yang dipersiapkan lebih dari setahun. Di buku itu KSAD mengisahkan perjalanan hidupnya, yang bukan berasal dari keluarga berada. Ia pernah menjadi peloper koran, termasuk harian Kompas. Dari surat kabar itulah, dia belajar banyak hal, terutama pengetahuan umum dan pemikiran ahli. Bacaan itulah yang turut membentuk sosoknya.
Saat menjadi Panglima Kodam Jaya, Dudung pun membuat langkah penertiban untuk membangun ketenteraman masyarakat dari ancaman radikalisme. Langkahnya dianggap berani, dan diapresiasi warga, selain ada juga yang mengkritisi. ”Semua harus berasal dari diri sendiri. Jangan tergantung orang lain,” kata mantan Gubernur Akademi Militer itu.
Kebijakan Dudung, yang oleh sebagian orang dinilai berani, menjadi bagian dari buku barunya itu. Oleh karena itu, ia pun mendedikasikan bukunya untuk kaum muda, calon pemimpin bangsa ini. Kaum muda harus berani, mandiri, dan mengutamakan keselamatan bangsa saat menjadi pemimpin nanti. Jangan hanya memikirkan diri sendiri.