Oka Aurora kesulitan menyelesaikan naskah ”Layangan Putus”. Baru kali itu ia membuat skrip serial bergenre thriller bertema perselingkuhan. Penulis skenario tersebut dibantu banyak pihak untuk menuntaskan pekerjaannya.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Oka Aurora yang menulis naskah Layangan Putus harus berkejaran dengan jadwal shooting serial tersebut. Naskah masih digarap, tetapi pengambilan gambar adegan sejumlah episode awal sudah dituntaskan. Ia bersyukur dibantu sutradara Benni Setiawan dan produser Manoj Punjabi.
”Tantangannya, bikin konflik besar tiap episode. Naskahnya lama dirampungkan. Aku sampai kedodoran menulis beberapa episode,” ujarnya di Jakarta, Senin (10/1/2022). Oka harus mengikat penonton secara emosi dengan konflik yang terus menghebat.
”Benni pengin shooting dimulai sebelum saya selesai menulis. Sudah deh, berkejaran. Banyak banget pihak yang dilibatkan untuk menyempurnakan skenario,” ujarnya. Paling penting, Oka harus sevisi dengan sutradara. Bersama Manoj, Benni pun ikut membedah naskah.
”Mereka kasih masukan. Cek cerita yang bolong-bolong dan nutupin. Untung, aku dijaga rekan-rekan behind the scene (di balik layar),” katanya. Oka juga kerap dibantu tim kreatif MD Entertainment yang memproduksi Layangan Putus dengan shooting pada pertengahan tahun 2021.
Ia menganggap Layangan Putus sebenarnya bisa digolongkan kisah thriller meski bertema perselingkuhan. Oka mengaku kesulitan menuntaskan naskah. ”Baru pertama bikin thriller. Penonton harus thrilling atau berdebar-debar terus. Bedanya, Layangan Putus diangkat dari kisah nyata,” ujarnya.
Beberapa tokoh tambahan dimasukkan dalam serial itu. Lewat Layangan Putus, ia pun berharap penonton menangkap pesannya. ”Perlu dipahami, perempuan harus kuat, cerdas, dan mandiri,” kata Oka yang memakai film-film Korea sebagai referensi. (BAY)