Jenderal (TNI) Dudung Abdurachman: Baca Tajuk Rencana dan Opini ”Kompas”

Jenderal (TNI) Dudung Abdurachman terbiasa membaca Tajuk Rencana dan Opini ”Kompas”. Kebiasaan tersebut membuat Dudung yang menjabat sebagai Pangkostrad sebelum dilantik menjadi KSAD itu senang menulis.

KOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYU

Kepala Staf TNI AD Jenderal (TNI) Dudung Abdurachman saat ditemui Kompas di Jakarta, Jumat (19/11/2021).

Kebiasaan Jenderal (TNI) Dudung Abdurachman membaca koran sudah terbangun sejak remaja. Bukan hanya hobi, melainkan juga karena Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini pernah menjadi loper koran semasa remaja di Bandung, Jawa Barat. ”Waktu dulu saya mengantar koran pasti yang saya baca Kompas, tajuk rencana-nya di halaman empat,” ujarnya saat ditemui di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, Jakarta, November lalu.

Tajuk rencana Kompas yang pada dekade 1980-an berada di tepi kiri halaman empat koran menarik perhatian Dudung karena menyajikan analisis situasi terkini pada lingkup nasional dan internasional. Rubrik opini yang ada di sebelahnya juga menjadi bacaan sehari-hari anak keenam dari delapan bersaudara yang harus membiayai hidup dengan menjadi loper koran dan penjual kue setelah ayahnya meninggal itu. ”Tukang koran pun saya membaca itu ha-ha-ha. Setelah dibaca, baru saya antar korannya,” katanya.

Kedekatan dengan bacaan ”berat” sejak belia membuat Dudung yang menjabat sebagai Pangkostrad sebelum dilantik menjadi KSAD itu senang menulis. Pernah menulis tentang kepemimpinan militer, ia pun terbiasa menyusun sendiri setiap pidato yang akan dibacakan dalam berbagai kesempatan. Dudung juga menghargai orang-orang yang berkarya melalui tulisan. Hal itu ditunjukkan dengan kesediaannya ditulis dalam biografi berjudul ”Loper Koran Jadi Jenderal” karya Imelda Bachtiar, yang segera diluncurkan itu.

Selain membaca, Jenderal kelahiran Bandung, 19 November 1965 itu dikenal  suka bernyanyi. Saat acara perpisahan di Kostrad, ia berkaraoke bersama dengan para prajurit di salah satu aula. Sesekali ia menyawer untuk mereka yang naik ke atas panggung. Kebetulan hari itu juga ulang tahun ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Rahma Setyaningsih.

”Kebahagiaan tertinggi saya itu adalah ketika melihat prajurit bernyanyi sambil berjoget. Waduh kalau kita berjoget itu sudah lupa potongan BRI (Bank Rakyat Indonesia), dan potongan apa pun, segala macam kesulitan sudah lupa itu, ha-ha-ha,” katanya tergelak-gelak.