Desainer Ghea Panggabean mengisahkan tentang mimpi-mimpinya yang sudah dicapainya.
Oleh
Soelastri Soekirno
·2 menit baca
Perancang busana senior Ghea Panggabean, pekan lalu, mendapat anugerah Rekor Dunia Muri kategori mahakarya kebudayaan. Ghea bersukacita atas apresiasi kepada dirinya setelah lebih dari 40 tahun berkarya lewat busana dari aneka kain wastra Nusantara. Desainer kelahiran Rotterdam, Belanda, itu konsisten mengangkat kain jumputan, ikat, songket, sampai batik sehingga meningkatkan minat warga Indonesia dan mancanegara kepada budaya dan produk dalam negeri.
Di sepanjang berkarier, Ghea sudah mendapat banyak penghargaan, tetapi ia mencatat beberapa peristiwa yang paling mengesankan dirinya. Antara lain, saat karyanya dipajang di toko Harrods London tahun 2010. Dan, ketika mendapat undangan dari Ratu Elizabeth untuk makan malam di Istana Buckingham pada Oktober 2012.
Ia menyebutkan, akhirnya mimpi menjadi kenyataan, 30-an tahun kemudian. ”Dulu waktu masih sekolah (mode) di London, hampir setiap hari lewat depan Harrods (toko yang menjadi salah satu ikon kota London). Kapan, ya, karyaku dipajang di toko itu? Senang sekali akhirnya mimpiku terwujud,” ujar Ghea pada Kamis (25/11/2021).
Keinginan kedua, masuk istana Buckingham dan bertemu dengan Ratu Elizabeth terwujud saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Inggris. Waktu itu, ibunda dua anak tersebut masuk dalam rombongan Presiden. ”Itu kenangan indah tak terlupakan,” kata Ghea.
Saat pandemi, ia tetap berkarya demi menafkahi penjahit dan karyawan lain. Awalnya membuat masker bergambar wayang. Di luar dugaan, maskernya laris. ”Sampai sekarang orang masih mencari masker itu sehingga kami masih terus membuatnya. Saya juga mulai membuat baju, dan memasarkan di butik dan lewat online. Anak-anak (Amanda dan Janna) membantu memasarkan lewat online,” ujarnya.