Pelari Agus Prayogo mengira cuaca akan panas saat pelaksanaan Borobudur Marathon 2021. Namun, karena justru hujan, kacamata yang telah disiapkan akhirnya hanya dipakai di menit-menit terakhir.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
Kondisi cuaca memang tidak bisa ditebak. Kesalahan menebak ini dilakukan oleh pelari Agus Prayogo (30) saat berlomba di ajang Borobudur Marathon 2021 Elite Race di Taman Lumbini, kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (27/11/2021).
Sempat melihat matahari sesaat meninggi, ia mengira cuaca akan panas. Ia pun membekali dirinya dengan kacamata. Ternyata, kacamata urung dipakai karena di tengah perjalanan rute maraton, tiba-tiba turun hujan sekitar setengah jam.
”Akhirnya kacamata cuma saya pakai di lima kilometer terakhir. Sekadar buat gaya,” ujarnya sembari tertawa pada jumpa pers seusai menerima hadiah dan medali Borobudur Marathon 2021 Elite Race, Sabtu pagi.
Hujan membuat jalan yang dilalui Agus menjadi licin. Namun, ada keuntungannya, yakni udara jadi lebih sejuk sehingga Agus bisa menambah kecepatan larinya.
Agus puas berhasil menuntaskan rute Borobudur Marathon 2021 dengan catatan waktu 2 jam 32 menit, lebih baik dibandingkan capaian waktunya saat tampil di PON XX Papua, yakni 2 jam 33 menit.
Agus mengatakan, dia hanya berusaha melakukan capaian yang terbaik. Dia tidak mengetahui bahwa sesaat setelah start dimulai, banyak pejabat dari pihak penyelenggara Borobudur Marathon 2021 berdiskusi dan berencana untuk memberikan tambahan bonus bagi atlet pelari yang bisa memecahkan catatan rekor lari nasional.
Sekalipun tidak berhasil memecahkan rekor dan hanya bisa berlari melampaui catatan waktu pada PON XX Papua, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjanjikan akan tetap memberi bonus Rp 10 juta untuk Agus.