Lantaran sering berkunjung ke beberapa daerah di Indonesia, sutradara Roy Lolang terpikat aneka kopi Nusantara. Dia suka dengan kopi tubruk yang disajikan masyarakat Atambua, Nusa Tenggara Timur.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
Banyak daerah di Indonesia pernah dikunjungi Roy Lolang, sinematografer dan sutradara. Sebagian besar dilakukan untuk urusan pekerjaan, beberapa karena liburan atau mengunjungi kawan lama. Dari perjalanan tersebut, produk kopi lokal cukup memikat dirinya. Bukan sekadar minuman, kopi ampuh membuatnya kembali bersemangat.
Ditemui seusai pemutaran film Cinta Bete di Jakarta, Sabtu (6/11/2021), wajah Roy semringah bercerita tentang kenikmatan secangkir kopi flores bajawa yang dia minum selama proses pengambilan gambar film tersebut. Lokasinya berada di Atambua, berjarak sekitar 278 kilometer dari Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Saat kunjungan ke rumah warga atau sesepuh adat, kopi tak pernah absen untuk dihidangkan kepada para kru film. Menurut dia, kopi tubruk buatan warga sungguh nikmat. ”After taste kopi Flores Bajawa enak banget. Saya suka itu, paling berkesan!” ujarnya.
Ia menyebut dirinya bukan golongan penikmat kopi banget. Akan tetapi, saat proses pengambilan gambar dia bisa menghabiskan setidaknya lima cangkir kopi lokal per hari. Semuanya dibuat dengan cara ”ditubruk” tanpa penambahan gula atau pemanis. Polosan saja.
Sejauh ini, ia tak pernah bermasalah dengan asam lambung meski mengonsumsi dengan jumlah cukup banyak. ”Buat saya, kopi ini seperti booster selama pengambilan gambar film. Saya tidak pernah menolak kopi lokal apa pun yang tersedia di lokasi, pasti saya minum semua,” ucap suami dari Muspita Leni Lolang, produser film.
Beragam jenis kopi tersedia di rumah Roy, antara lain kopi Aceh Gayo, kopi Toraja, dan kopi Alor. Mayoritas merupakan kiriman dari teman atau kenalan yang ia temui saat berkunjung ke daerah-daerah. Jenis kopi apa pun yang dikirim pasti akan diterima Roy dengan senang hati. Toh semua akan berlabuh diseduh dalam cangkir minumnya. Nikmat!