Marissa Anita antusias mendalami bahasa Jawa Serang atau Jaseng demi memerankan seorang guru dalam film ”Yuni”.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Marissa Anita mendalami bahasa Jawa Serang atau Jaseng demi perannya sebagai Lies dalam Yuni, film tentang kompleksitas persoalan perempuan remaja. Ia berakting sebagai guru keibuan yang terus mendorong murid-muridnya mengenyam pendidikan tinggi.
”Pengalaman paling berkesan, saya sangat beruntung bisa mempelajari Jaseng dan dialeknya,” katanya seusai Special Screening Film Yuni di Jakarta, Jumat (15/10/2021). Marissa belum pernah berdialog dengan bahasa khas Banten tersebut. Ia dibimbing Komunitas Bahasa Jawa Serang.
”Sudah disiapkan buat saya latihan. Senang sekali. Tutornya membaca naskah, sementara saya mendengarkan. Saya cek sampai pengucapannya sesuai,” ujarnya. Marissa juga gembira karena skrip yang dilakoninya mendorong perempuan muda untuk maju.
”Lies mendukung murid-muridnya sampai mencarikan informasi soal beasiswa. Kesamaannya, saya senang melihat perempuan mendapatkan pendidikan sebaik mungkin,” katanya. Ia memaknai adegan-adegannya dengan isu sebagian perempuan yang belum dibebaskan untuk mengambil keputusan.
”Saya sering dengar, perempuan akhirnya masuk dapur juga. Di Jakarta saja masih ada komentar begitu. Jadi penting karena Yuni bicara tekanan yang dialami perempuan,” ujarnya. Film itu mengisahkan perjuangan perempuan mengatasi paksaan yang dipicu dogma.
”Lies frustrasi karena sudah mendorong siswi-siswinya untuk berprestasi, tapi enggak bisa kuliah. Mereka malah disuruh menikah saat masih muda,” katanya. Marissa menjalani shooting di Serang, Banten, pada awal 2020. Saat pemilihan pemain, ia langsung tertarik membintangi film itu.