Berry Likumahuwa sedang ingin menginkorporasi segala sesuatu yang berbau Maluku ke dalam karya-karyanya. ”Aku emang lagi Ambon banget,” katanya.
Oleh
Dwi As Setianingsih
·2 menit baca
Pemain bas Barry Likumahuwa (38) sedang sangat intens menggali akar budayanya. Setelah merilis ”Trust & Faith”, disusul ”Nona Manis” pada Februari 2021, Barry berturut-turut merilis singel yang kental dengan rasa Maluku, seperti ”Ode To Benny Likumahuwa”, ”Gunung Salahutu”, dan yang terbaru, ”Nusaniwe”.
”Nusaniwe” dirilis pada 7 Oktober 2021, bertepatan dengan satu bulan setelah ulang tahun kota Ambon sekaligus peringatan satu tahun meninggalnya musisi berdarah Ambon Yopie Latul. ”Nusaniwe” adalah lagu yang diambil dari album Ambon Jazz Rock yang dirilis tahun 1982 yang dinyanyikan oleh almarhum Yopie Latul. Untuk versi garap ulang, Barry menggandeng penyanyi Teddy Adhitya yang juga berdarah Ambon.
”Aku emang lagi Ambon banget,” kata Barry, Senin (11/10/2021) malam. Dia, katanya, saat ini sedang sangat ingin menginkorporasi segala sesuatu yang berbau Maluku ke dalam karya-karyanya. Ini sebagai tanggung jawabnya sebagai musisi berdarah Maluku. Di semua karyanya itu, Barry memasukkan bunyi-bunyian dari tifa, alat musik khas Maluku.
”Nusaniwe” versi garap ulang Barry bercita rasa lebih kekinian. Tempo lagu tersebut juga jauh lebih cepat. ”Versi asli ’Nusaniwe’ itu sangat tradisional. Kalau versi Yopie Latul lebih pelan temponya,” kata Barry.
Barry sengaja menggandeng Teddy karena selain keturunan Ambon, ia juga seorang Muslim. Ini, katanya, menjadi momentem yang tepat untuk memperkuat ikatan Pela Gandong Acang Obet, di mana tak ada lagi batasan agama dalam berkarya, sama seperti dulu sebelum kerusuhan Ambon, Kristen dan Muslim sangat bersaudara.
”Saya rasa, Indonesia boleh belajar sedikit dari Ambon karena kami berhasil melewati kerusuhan dan sentimen agama, dan sekarang kembali berkarya bersama dan menghargai toleransi. Walau saya lahir dan besar di Jakarta, hati saya selalu bersama basudara saya di Ambon,” kata Barry. (DOE)