Melanie Subono, ”Tukang Sapu” Pemerintah

Dana Rumah Harapan yang dikelola Melanie Subono hampir habis saat ini karena permintaan bantuan dari berbagai daerah di Indonesia meningkat selama pandemi Covid-19.

DOKUMENTASI MELANIE SUBONO

Melanie Subono (2021)

Selama belasan tahun menjalankan gerakan Rumah Harapan, Melanie Subono makin yakin tentang pentingnya aksi solidaritas bersama untuk membantu masyarakat rentan. Pasalnya, tidak semua masalah bisa diselesaikan atau bahkan diketahui pemerintah.

Selama pandemi Covid-19, lanjutnya, banyak keluarga di Indonesia yang kehilangan penghasilan. Mereka tidak bisa bayar kontrakan, iuran BPJS, serta membeli makanan, susu, atau popok bayi. ”Pampers dan susu jadi barang mewah untuk keluarga yang terdampak pandemi,” ujar Melanie, Kamis (23/9/2021), saat menerima donasi dari pemirsa Kompas TV melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas,  di Rumah Harapan, Jakarta Selatan.

Dana Rumah Harapan, kata Melanie, hampir habis saat ini karena permintaan bantuan dari berbagai daerah di Indonesia meningkat selama pandemi. Per pekan bisa 400-500 keluarga. ”Kami tidak memberi uang, tetapi mengurus kebutuhan apa saja. Ada keluarga yang butuh susu, kami kasih susu. Petani perlu bantuan bibit, kami kasih bibit. Perlu bantuan membayar iuran BPJS, kami  bantu. Bahkan, kami me-rescue anabul yang dibuang pemiliknya. Pokoknya apa saja,” katanya.

Ia menjelaskan, gerakan Rumah Harapan memang tidak mau fokus di satu bidang saja. ”Masalah yang mesti diatasi banyak sekali. Kalau fokus di satu bidang, enggak ada yang bantu bidang lain. Pokoknya, kami jadi tukang sapu (masalah yang seharusnya ditangani) pemerintah saja,” tukas Melanie.

Oktober mendatang, Rumah Harapan akan merayakan ulang tahun ke-14. Gerakan sosial ini kini tersebar di sejumlah provinsi. Melanie bersyukur banyak pihak yang mendukung gerakan ini. ”Kami dapat bantuan ekspedisi, kargo, dan penerbangan gratis,” ujarnya.