Rasa gugup menghantui aktris Laura Basuki (33) saat ditawari terlibat dalam seri monolog Di Tepi Sejarah. Seri ini menceritakan tokoh-tokoh yang jarang disebutkan dalam berbagai sejarah penting bangsa Indonesia. Maklum, ini kali pertama kali Laura terlibat dalam sebuah produksi teater.
”Aku sudah beberapa kali menonton pertunjukan Yayasan Titimangsa dan selalu berpikir enggak bisa bermain di panggung yang ditonton begitu banyak orang dan enggak ada cut. Kayaknya, kalau ditawari main, aku bakal bilang enggak,” kata Laura, dalam Virtual Press Conference Titimangsa Foundation Hadirkan Seri Monolog bertajuk Di Tepi Sejarah, Senin (20/9/2021).
Namun, skrip yang menarik membuat Laura tak ingin melewatkan kesempatan itu. Laura berperan menjadi The Sin Nio (1915-1985) dalam monolog Sepinya, Sepi. Tokoh ini merupakan seorang perempuan peranakan Tionghoa asal Wonosobo, Jawa Tengah, yang menyamar sebagai tentara laki-laki di masa kemerdekaan Indonesia.
Tidak mudah bagi Lauran untuk segera menjelma sebagai The Sin Nio yang sudah tua. Warna suaranya yang tipis membuat Laura harus banyak berlatih. Pemeran dalam film Susi Susanti: Love All (2019) ini akhirnya disuruh sang sutradara, Heliana Sinaga, untuk lari.
”Persiapannya waktu itu 15 kali latihan. Hari pertama latihan itu aku latihan vokal dan aku harus lari beberapa kali sambil berdialog. Aku bertahan enggak nangis karena itu benar-benar pengalaman baru buat aku,” ujar Laura sambil tersenyum.
Setelah tiga kali latihan, Laura akhirnya bisa menemukan suara yang lelah sehingga pas untuk karakternya. Bagi Laura, terlibat dalam produksi teater seri monolog Di Tepi Sejarah akan menjadi salah satu titik penting dalam perjalanan kariernya. Salut!