Perjalanan Band Fourtwnty yang Tidak Mulus

Perjalanan bermusik Fourtwnty cukup berliku. Band yang terbentuk tahun 2010 ini nyaris bubar karena personelnya sibuk dengan kegiatan lain di luar musik. Namun, band ini akhirnya bertahan sampai sekarang.

Band Fourtwnty mesti jatuh bangun sebelum mencapai titik sekarang. Para personel band beraliran indie pop ini sempat berpikir untuk bubar atau berhenti bermusik. Namun, akhirnya mereka memilih bertahan.

Kisah ini diceritakan vokalis, Ari Lesmana, di sela penampilan dalam perhelatan KompasFest, Sabtu (21/8/2021). ”Jalannya memang enggak ada yang mulus. Aku main musik dari kelas IV SD, bikin lagu pertama kali itu kelas I SMA, dan dapat uang hidup dari musik pertama kali itu umur 28 tahun. Jadi, aku pernah di fase di mana sempat waktu itu diskusi sama Nuwi dan Andi ’kayaknya gue enggak main musik, deh’,” tutur Ari merujuk kepada rekan bermusiknya yang duduk di belakangnya.

Ari juga sempat ragu bermusik karena telah bekerja di sebuah perusahaan yang bagus. Bahkan, istrinya memberi ultimatum kepadanya untuk keluar dari grup jika Fourtwnty tak kunjung jalan. ”Itu mungkin titik terendah Fourtwnty, tetapi akhirnya Nuwi yang meyakinkan aku untuk tetap tinggal. Kayaknya gue lebih sayang Nuwi daripada kerjaan,” kelakar Ari.

Walaupun Ari tetap bergabung, Fourtwnty ternyata tetap saja belum jalan. Barulah setelah meminta restu orangtua, akhirnya Fourtwnty mulai dikenal banyak orang.

”Buat teman-teman semua, aku enggak bilang kalian enggak usah sekolah tinggi-tinggi karena aku gelar S-2, tetapi ilmunya enggak kepake. Kalau kalian suka sama satu satu bidang, fokus saja karena itu pasti akan jadi sesuatu. Kebetulan kami semua di sini fokus ke musik dan akhirnya bisa berkembang sampai hari ini,” tutur Ari tentang bandnya yang dibentuk tahun 2010 oleh Ari Lesmana, Nuwi, Roots, dan Roby Satria.

Dalam KompasFest, Fourtwnty membawakan lagu ”Hitam Putih”, ”Kursi Goyang”, dan ”Zona Nyaman”. ”Kursi Goyang” adalah lagu yang baru meluncur pada tahun ini.