Lewat lagu-lagu berbahasa Minang, Elly Kasim membangkitkan kembali gairah dan kepercayaan diri warga Minangkabau yang mengalami krisis pascaperistiwa PRRI.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE dan Yola Sastra
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepergian Elly Kasim tidak hanya meninggalkan duka bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga bagi masyarakat Minang dan penggemar lagu-lagu Minang. Penyanyi lintas zaman itu dihormati karena ia sukses memopulerkan lagu-lagu Minang ke tingkat nasional, bahkan hingga Malaysia.
Selain itu, penyanyi kelahiran Tiku, Tanjung Mutiara, Agam, Sumatera Barat, pada 27 September 1944, itu juga dinilai berjasa membangkitkan kembali gairah dan kepercayaan diri orang Minangkabau yang mengalami krisis pascaperistiwa PRRI.
Elly Kasim meninggal di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center Kuningan, Jakarta, Rabu (25/8/2021), pada pukul 03.48 WIB. Sepupu Elly, Siti Zubaidah, menceritakan, sebelumnya Elly selama dua minggu dirawat di rumah sakit karena sakit lambung. Siti terakhir berkomunikasi dengan Elly saat masih di rumah. Setelah itu, ia tidak berkomunikasi lagi karena Elly mengalami krisis.
Beberapa pekan sebelum meninggal, lanjut Siti, Elly Kasim, yang memiliki bisnis jasa penyelenggara perkawinan sejak 1970-an, masih sibuk mempersiapkan pelaminan pernikahan pesohor Lesti Kejora dan Rizky Bilar. ”Apa-apa semua dia handle, semua tanggung jawab sama tugasnya. Tidak ada pengganti dia. Bagi saudara dan teman-teman, dia yang terbaik dan sangat berjasa untuk kami,” tutur Siti atau Uni Opet.
Ia menambahkan, Elly Kasim sangat menjaga adat dan kebudayaan Minang. Kepada para pekerjanya, Elly selalu mengingatkan agar ikut melestarikan budaya Minang. ”Kepada tamu-tamu yang hadir, ia juga selalu berkata, kalau bukan kita, siapa lagi yang menjaga adat dan kebudayaan Minang. Apa pun kegiatan bisnis kami, yang selalu diutamakan pasti yang berkaitan dengan kebudayaan Padang,” ucap Siti.
Sosok penting
Budayawan Hasril Chaniago, meminjam ucapan Mohammad Hatta kepada Agus Salim, mengatakan, ”Elly Kasim satu orang yang dilahirkan hanya dalam satu abad. Susah mencari tandingannya.” Meskipun lahir di Tiku, Agam, Elly Kasim tidak pernah benar-benar tinggal di Sumatera Barat. Masa remajanya banyak dilalui di Pekanbaru, Riau, kemudian pindah dan berkarier di Jakarta.
Pada era 1960 hingga 1980-an, Elly mampu mengangkat lagu-lagu Minangkabau menjadi sangat dikenal di seluruh Indonesia, bahkan hingga Malaysia. ”Beliau diberikan anugerah suara yang istimewa,” ujar Hasril.
Selain itu, lanjut Hasril, Elly sangat produktif. Selama 60 tahun berkarier, ia melahirkan 100 album solo. Lagu yang banyak ia nyanyikan dan populerkan, antara lain, diciptakan oleh Syahrul Tarun Yusuf, Nuskan Sjarif, dan Masrul Mamuja.
Pengamat musik Frans Sartono menjelaskan, dalam industri musik Indonesia, sosok Elly Kasim menjadi penting karena ia termasuk musisi Minang yang karyanya juga diterima dan populer di kalangan pendengar non-Minang. ”Pendengar lagu Minang jadi luas. Sampai-sampai, orang Jawa pun banyak yang hafal lagu ’Ayam Den Lapeh’ atau ’Bareh Solok’ yang dinyanyikan Elly Kasim,” ucap Frans.
Sebelum Elly, ada Orkes Gumarang pimpinan Asbon Madjid dan Kumbang Tjari pimpinan Nuskan Sjarif yang punya andil memopulerkan lagu-lagu Minang. ”Musiknya Latin. Dengan cara itu, lagu Minang bisa menembus sekat-sekat perbedaan kultural di antara penggemar musik,” ujar Frans.
Saat itu, lanjut Frans, industri dan radio juga mendukung dengan tidak membuat kategori lagu daerah dan nasional. ”Yang penting lagunya populer, radio akan putar. Tidak hanya lagu Minang, tapi juga lagu pop Sunda, Jawa, Batak, dan sebagainya. Bahkan lagu pop daerah masuk dalam kompilasi lagu-lagu pop berbahasa Indonesia,” tuturnya.
Orang Minangkabau saat itu kehilangan kepercayaan diri dan malu mengaku orang Minang. Elly Kasim melalui lagu-lagunya membangkitkan kembali gairah dan kepercayaan diri orang Minangkabau.
Budayawan Edy Utama melihat Elly Kasim sebagai bagian dari proses sejarah kebangkitan Minangkabau, terutama tahun 1980-an. Pasca-PRRI, Minangkabau mengalami krisis luar biasa. ”Orang Minangkabau saat itu kehilangan kepercayaan diri dan malu mengaku orang Minang. Elly Kasim melalui lagu-lagunya membangkitkan kembali gairah dan kepercayaan diri orang Minangkabau,” ujarnya.
Elly adalah penyanyi lintas zaman. Almarhum bisa melewati dan bertahan di tengah perubahan zaman di beberapa generasi tanpa berkurangnya cara penerimaan masyarakat. ”Eksistensi Elly Kasim sebagai seniman terus bertahan dari berbagai perubahan generasi dan zaman,” kata Edy.
Menurut Edy, Elly muncul tahun 1960-an pada saat sebagian besar orang Minangkabau masih takut dengan identitas ke-Minang-annya pasca-PRRI. Pada tahun 1970-an, saat generasi dalam proses mencari Minangkabau yang baru usai PRRI, Elly terus berkiprah. ”Tahun 1980-an, masyarakat Minangkabau mendapatkan kembali ’kepercayaan dirinya’ ketika pemerintah pusat memberinya penghargaan,” katanya.
Salah satu keistimewaan Elly, lanjut Edy, adalah suara dan penghayatannya yang luar biasa saat bernyanyi. Elly bisa mengungkapkan rasa ke-Minangkabau-an melalui nyanyian yang sangat pas dengan perasaan dan hati nurani masyarakat Minangkabau.
Sementara itu, pencipta lagu Minang, Agusli Taher, menilai Elly Kasim adalah seniman terhormat. ”Ia tidak hanya diapresiasi oleh seniman muda, tetapi ia juga disegani dan dihormati kalangan pejabat. Kadang seniman tidak dianggap apa-apa oleh orang. Namun, Ni Elly mengatakan, ’Seniman pun adalah warga terhormat’,” kata Agus.
Penulis buku Perjalanan Panjang Musik Minang Modern ini melanjutkan, keunggulan Elly, selain suaranya yang indah, ia punya teknik dan penghayatan yang bagus dalam bernyanyi. Elly bisa memberikan rasa pada lagu.
”Lagu ’Lamang Tapai’ atau ’Bareh Solok’ tidak akan menjadi luar biasa bila tidak dibawakan oleh Uni Elly Kasim. Lagu-lagu ciptaan Uda Nuskan (Sjarif) bila dibawakan orang lain ketika itu akan biasa-biasa saja. Paling ’Kumbang Cari’ dan ’Diak Kanduang’ itu iramanya memang enak. Lagu-lagu cepat dan lagu-lagu sedih itu hidupnya di tangan Uni Elly,” ujarnya.
Ditambahkan Agus, selain mengangkat popularitas lagu-lagu Minang, Elly juga turut membesarkan para pencipta lagu. Beberapa pencipta lagu terkenal yang ia besarkan adalah Syahrul Tarun Yusuf dan Masril Mamuja. (BSW)