Praktisi kesehatan mental tidak lagi kalah di lomba makan kerupuk. Ia tahu trik untuk menang setelah mempelajari kawan-kawannya.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·2 menit baca
Dulu, saat masih SD, praktisi kesehatan mental Adjie Santosoputro kerap kalah saat lomba makan kerupuk di momen kemerdekaan RI. Padahal, tubuhnya cukup tinggi untuk meraih kerupuk yang digantung di tali rafia. Rupanya dia salah strategi.
Adjie lalu mengobservasi teman-temannya dan menemukan trik untuk menang. Kerupuk rupanya tidak cukup hanya digigit, tapi juga harus ditarik agar tercabik menjadi bagian besar. Trik ini efisien dari segi waktu dan tenaga. Adjie pun menang setelah menerapkan trik ini.
”Hadiahnya dusgrip (tempat alat tulis). Saya senang banget dapat hadiah itu,” kata penggemar musik progressive rock tersebut, Senin (16/8/2021).
Selain lomba makan kerupuk, ia juga pernah ikut lomba sepak bola saat SD. Peserta harus main bola sambil mengenakan sarung dan topi kerucut di wajah. Peserta hanya bisa melihat dari lubang kecil di ujung kerucut. Walhasil, bukan bola yang ditendang, tapi kaki sesama pemain bola.
Saat beranjak remaja, Adjie mengikuti lomba yang lebih ”anak muda”, yaitu lomba band. Adjie waktu itu berperan sebagai gitaris. Saking asyiknya nge-band, Adjie sempat bercita-cita jadi musisi. Namun, modal jadi anak band terlampau besar dan persaingannya ketat. Adjie mundur teratur.
Adjie kini menghayati momen kemerdekaan dengan hening, tidak lagi dalam kemeriahan lomba-lomba. ”Saya pernah ikut retret meditasi selama beberapa hari. Di dekat lokasi saya ada lapangan dan upacara 17 Agustus. Saya merinding saat mereka menyanyi ’Indonesia Raya’. Saya jadi bisa menghayati makna kemerdekaan dalam keheningan,” ucapnya.