Mikke Susanto dan Lukisan Pahlawan di Dinding Istana
”Masyarakat bisa diajak 'keliling' istana untuk mengapresiasi lukisan lewat media yang memungkinkan,” kata kurator Mikke Susanto.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·2 menit baca
Pandemi Covid-19 seharusnya tidak menyurutkan ide untuk menyosialisasikan aset seni seperti koleksi nasional. Menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-76 Republik Indonesia, kurator Mikke Susanto banyak membagikan semangat juang lewat beragam unggahan tentang koleksi nasional. Beberapa lukisan yang tersimpan di istana kepresidenan diulas dan dibagikan secara daring lewat media sosial.
”Pandemi memang masalah, tetapi mestinya tidak menyurutkan kita untuk mengingat sejarah. Justru di masa pandemi kita perlu terus mengungkapkan harapan dan memberi kemungkinan kemeriahan di tengah duka dunia,” ujar Mikke yang juga Ketua Jurusan/Program Studi S-1 Tata Kelola Seni Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, saat dihubungi, Sabtu (7/8/2021).
Mikke, antara lain, membagikan foto lukisan ”Pahlawan di Dinding Istana” di laman Instagram Dicti Art Laboratory yang didirikannya. Mikke, misalnya, menunjukkan lukisan-lukisan yang tergantung di dinding di istana kepresidenan yang tanpa sengaja tertangkap kamera ketika Presiden Joko Widodo sedang menerima tamu negara.
Beberapa lukisan pahlawan itu, antara lain, lukisan ”Tuanku Imam Bonjol” karya Harijadi Sumadidjaja. Ada pula lukisan ”WR Supratman” karya Bapak Seni Lukis Jawa Timur, Karjono JS.
Mempertontonkan koleksi lukisan istana, meskipun hanya secara virtual, diharapkan bisa menjadi katarsis. ”Masyarakat bisa diajak ’keliling’ istana untuk mengapresiasi lukisan lewat media yang memungkinkan,” tambah Mikke.
Ketika menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk ”Misteri Harimau di Lukisan Raden Saleh”, Minggu (29/7/2021), Mikke juga mengupas beberapa lukisan di istana kepresidenan karya Raden Saleh Syarif Bustaman (1811-1880). Salah satu lukisan menggambarkan seekor harimau yang terlihat murung ketika minum sendirian di sungai di tengah hutan. Sang harimau terlihat begitu kesepian.
Hidup di dua dunia, yaitu timur dan barat, Mikke menyebut Raden Saleh, yang merupakan pelopor seni lukis modern di Indonesia yang juga digelari sebagai Juru Gambar Sri Paduka Kanjeng Radja Wolanda ini, mengalami pertentangan batin sebagai seorang Muslim Jawa yang pernah tinggal di Belanda. ”Banyak karya seni yang secara khusus mengandung metafora yang pas dengan semangat juang kita hari ini,” kata Mikke.