Alberthiene Endah Bercerita Tentang Anjing Tua yang Lucu

Sejak diselamatkan Leontut dirawat dokter, yang setiap hari datang ke rumah Alberthiene Endah di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan.

ARSIP PRIBADI

Alberthiene Endah

Penulis biografi Alberthiene Endah selalu prihatin menyaksikan ulah majikan yang membuang anjing peliharaannya di saat sudah tua. Suatu hari ia dihubungi seorang mahasiswi yang mengabarkan seekor anjing jenis chow chow terlantar di jalanan sekitar Meruya, Jakarta.

“Ketika aku rescue, chow- chow dalam kondisi sekarat, sakit kulit, kurus dan rusak. Aku lalu memberinya nama Leontut, karena dia paling bontot di rumah,” tutur Alberthiene Endah, yang akrab dipanggil AE, Kamis (5/8/2021) di Jakarta. Sejak diselamatkan Leontut dirawat dokter, yang setiap hari datang ke rumah AE di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan.

Khusus buat Leontut, AE membuat sebuah komik yang mengisahkan tentang anjing tua terlantar, yang kemudian tumbuh menjadi penghuni rumah yang setia dan lucu. “Banyak pemilik anjing menganggap anjing tak lucu lagi ketika tua lalu dibuang di jalan. Anjing enggak bisa survive di jalanan,” kata AE, yang belakangan turut aktif menggelar pemilihan pengurus organisasi penulis Satupena.

Soal Satupena AE mengatakan ia benar-benar meluangkan waktu di tengah kesibukannya menulis biografi untuk turut membesarkan organisasi penulis itu. "Soalnya organisasi ini penting diselamatkan. Aku seperti merescue juga sih sebenarnya," kata perempuan kelahiran Bandung ini.

Sepuluh  anjing yang dipelihara penulis biografi Presiden Joko Widodo ini, semuanya berasal dari rescue dan adopsi. “Sekarang tinggal enam, empat sudah meninggal karena tua,” katanya.

Jika dipelihara dan diberi kasih sayang, anjing bisa bertahan hidup sampai belasan tahun. “Semua anjingku sudah berusia belasan tahun, semuanya masih sehat, lucu dan loveable,” tutur AE yang telah menulis lebih dari 50 biografi tokoh-tokoh ternama di Indonesia.