Fadjroel Rachman Bangun Ekosistem Baru Hubungan Antarnegara
Di tempat kerjanya yang baru di Asia Tengah, Fadjroel berniat membangun satu ekosistem baru dengan menjalin hubungan antarnegara, antarlembaga, dan antarpeneliti.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·2 menit baca
Setelah diusulkan menjadi calon duta besar RI di Kazakhstan, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Fadjroel Rachman akan segera mengakhiri jabatannya di Istana Kepresidenan. Namun, hingga kini, Fadjroel menyebut belum ada penggantinya sebagai juru bicara Presiden.
”Belum ada pengganti, masih ada tiga jubir di istana, Mbak Dini Purwono, Arif Budimanta, dan Bu Angkie Yudhistia. Beliau pasti yang akan mengambil alih kalau saya sudah enggak ada,” ujar Fadjroel di sela webinar tentang upaya pemerataan pembangunan sumber daya manusia yang digelar oleh Jurnal Indonesia Maju, Sabtu (17/7/2021).
Fadjroel mengaku merasa punya kewajiban moral untuk melanjutkan program Jurnal Indonesia Maju yang merupakan publikasi ilmiah dan populer yang dilaksanakan secara manajerial oleh Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, di bawah administrasi Sekretariat Kabinet. Ketika nanti menjabat dubes di Asia Tengah, Fadjroel bertekad akan meningkatkan dan menjaga Jurnal Indonesia Maju. ”Saya akan coba bicarakan dengan Sekretaris Kabinet, Bapak Pramono Anung. Bagaimana keterlibatan saya nanti di Jurnal Indonesia Maju,” ucap Fadjroel.
Di tempat kerjanya yang baru di Asia Tengah, Fadjroel berniat membangun satu ekosistem baru dengan menjalin hubungan antarnegara, antarlembaga, dan antarpeneliti. ”Untuk membantu apa yang bisa dilakukan Presiden Joko Widodo. Jadi, ini saya berusaha membuat janji melibatkan lembaga, peneliti, dan tokoh yang hebat untuk bekerja sama lebih jauh guna menjembatani bukan saja para peneliti, melainkan juga melibatkan negara berbeda,” ujarnya.
Bersama Jurnal Indonesia Maju yang menjadi media kritis bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi dari multidisiplin bidang keilmuan, Fadjroel, antara lain, terlibat menggelar berbagai webinar. Webinar tentang upaya pemerataan pembangunan SDM, misalnya, menghadirkan pembicara sosiolog Universitas Airlangga, Tuti Budirahayu; psikolog Universitas Indonesia, Tjut Rifameutia; dan sosiolog Universitas Brawijaya, Wida A Puspitosari.
”Saya terus terang ingin menangis sebenarnya mendengar hasil penelitian di Indonesia timur. Saya merasa ada di Planet Pluto sekarang. Kok, jauh banget apa yang kita pikirkan dan apa yang terjadi di lapangan. Apakah dalam dua tahun pandemi akan ada yang disebut lost generation, generasi yang hilang yang mungkin terjadi di daerah timur di daerah penelitian Wida. Saya sebenarnya ingin menangis. Saya sedih,” kata Fadjroel menanggapi paparan hasil penelitian di webinar itu.