Silang sengkarut informasi dan data yang valid terkait permintaan pertolongan dan tawaran bantuan di tengah pandemi, menjadi alasan Ananda Badudu dan rekan-rekannya membuat pusat informasi bantuan.
Oleh
Riana Ibrahim
·2 menit baca
Belakangan ini begitu banyak permintaan bantuan dari keluarga pasien Covid-19 yang berseliweran di media sosial. Pada saat yang tawaran bantuan juga berdatangan dari warga, komunitas, atau lembaga. Saking banyaknya informasi semacam itu, orang malah bingung.
Situasi seperti ini mendorong musisi Ananda Badudu (33) dan rekan lintas organisasi menginisiasi situs wargabantuwarga.com. Situs itu menghimpun berbagai informasi yang tersebar di media sosial terkait lokasi penyedia oksigen, layanan ambulans, layanan rumah sakit, penyedia obat, hingga berbagai macam bantuan terkait pandemi. Dengan begitu orang lebih mudah mencari bantuan.
”Selama 1,5 tahun pandemi ini, enggak pernah lihat ada pusat data yang bisa memudahkan orang-orang. Semua terpisah-pisah dan saat darurat mana kepikiran sih harus buka ini untuk yang ini, atau buka itu untuk yang itu. Kalau ada di satu tempat, orang bisa lebih mudah,” tutur Nanda, Kamis (8/7/2021).
Saling bantu antarsesama masyarakat menjadi sangat relevan di tengah pandemi yang memburuk dan membuat sistem kesehatan kita nyaris kolaps. Sementara itu, penangangan pandemi oleh negara masih kurang terkoordinasi.
”Pusat data informasi (bantuan) saja enggak ada. Kalau mau dibandingkan, warga sipil ini kekuatannya jomplang. Pemerintah punya sumber daya manusia banyak yang memungkinkan untuk koordinasi. Dana, mereka punya APBN dan APBD yang bisa dimanfaatkan optimal. Tapi, ya, kita bisa apa? Sekarang sesuatu yang semestinya dilakukan pemerintah, kita coba pelan-pelan bantu dengan sumber daya yang kita punya,” ujar Nanda.
Mereka terus mengumpulkan jejaring melalui media sosial untuk mendapatkan informasi bantuan dan layanan penyedia oksigen, obat, dan lain-lain di luar Jawa. ”Saat ini yang di luar Jawa masih sedikit. Jadi perlu juga segera dikumpulkan,” tuturnya.