Gubernur Lemhannas Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo pun mengakui, hidupnya juga tak lepas dari buku. Oleh karena itu, merayakan HUT ke-56 lembaga yang dipimpinnya, ia mengaitkannya dengan buku.
Oleh
Tri Agung Kristanto
·2 menit baca
Hari Kamis (20/5/2021) ini, bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) merayakan hari ulang tahun (HUT)-nya yang ke-56. Sebagai lembaga yang banyak menghasilkan kajian, pemikiran, dan kertas kerja terkait ketahanan nasional di berbagai bidang, tentu saja Lemhannas tak bisa dipisahkan dengan buku.
Gubernur Lemhannas Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo pun mengakui, hidupnya juga tak lepas dari buku. Oleh karena itu, merayakan HUT lembaga yang dipimpinnya, ia mengaitkannya dengan buku. Kali ini Lemhannas tak menerbitkan buku, tetapi menyajikan monumen yang terkait dengan buku. Buku bukan sembarang buku, tetapi buku yang terkait dengan pembentukan lembaga itu. Lemhannas didirikan tahun 1965 oleh Presiden pertama Republik Indonesia Dr (HC) Ir Soekarno.
Monumen yang diresmikan Kamis ini berbentuk figur Bung Karno yang sedang membaca buku. Peresmian dan penandatanganan prasasti dilakukan oleh Megawati Soekarno Putri, putri Bung Karno, yang juga Presiden kelima RI. disaksikan pejabat teras Lemhannas.
Agus Widjojo menyampaikan, monumen itu melambangkan kebiasaan Bung Karno membaca buku. Soekarno dan buku tak bisa dipisahkan dengan Lemhannas. "Ini, memberikan dasar pengetahuan dan keluasan wawasan bagi pembuatan keputusan dan kebijakan dalam berbagai rumusan gagasan Bung Karno,” kata Agus di Jakarta, Rabu (19/5/2021) malam.
Monumen ini adalah simbol bagi bangsa Indonesia agar senantiasa menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta persatuan dan kesatuan bangsa. Lemhannas didirikan di tengah polarisasi dunia yang berdampak pada kehidupan nasional yang penuh ketidakstabilan.
“Bagi Bung Karno, berdirinya Lemhannas RI merupakan wujud dari konsepsinya untuk mencapai Indonesia yang sepenuhnya berdaulat, dan mampu meletakkan dasar-dasar pertahanan dan keamanan yang sesuai dengan geopolitik dan budaya bangsa Indonesia,” kata Agus Widjojo lagi.
Selain monumen, rangakaian HUT ke-56 juga akan diisi dengan peluncuran sejumlah buku, khususnya buku "Indonesia Menuju 2045", yang merupakan sumbangan pemikiran Lemhannas, bersama Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Harian Kompas.