Bagi Santhi Serad, setiap makanan membawa kenangan tersendiri.
Oleh
Putu Fajar Arcana
·2 menit baca
Pegiat kuliner Santhi Serad selalu terharu kalau mendapatkan bingkisan makanan. Sesaat menjelang Idul Fitri beberapa waktu lalu, sebelum sore benar-benar tiba, ia menerima bingkisan berupa minuman kompot dari Chef Bara. Otomatis, katanya, ia ingat pada minuman serupa bernama setup buah.
“Setup buah dulu sering dibuat mamaku waktu aku kecil, jadi ingat kata-kata food brings memory, dalam makanan hampir selalu ada kenangan, berbeda-beda pada masing-masing orang,” tutur Santhi, Sabtu (14/5/2021) di Jakarta.
Hal yang menarik, kompot yang dikirim Chef Bara, kata Santhi, diramu dari buah-buah lokal. Kalau di Eropa, minuman jenis ini biasanya disajikan saat-saat musim dingin. “Di Eropa kan buahnya terbatas, nah di Indonesia banyak sekali jenis buahnya. Jadi citra Eropa tetapi berasa lokal,” kata pemilik studio memasak RamuRasa di kawasan Kemang Timur, Jakarta Selatan ini.
Menurut Santhi, pada tahun kedua pandemi, hamper yang ia terima dari beberapa sahabat dan relasinya, sebagian besar berkiblat pada menu-menu lokal dengan bahan yang juga lokal. Bahkan, beberapa di antaranya dibuat sendiri oleh pengirimnya.
“Ini menarik, orang tetap ingin bersilaturahmi lewat bahasa makanan di tengah segala pembatasan. Orangnya boleh tidak ketemu, tetapi lewat makanan kita bisa saling bercerita,” kata Santhi.
Apalagi, katanya, makanan itu berisi kenangan di masa lalu seperti setup buah. “Wah berasa ketemu deh…” kata Ketua Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI) itu.