Angelina Jolie merasa terharu mendapat perhatian dari anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
Kompas
Aktris dan Utusan Khusus Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Angelina Jolie, berjalan di bawah hujan saat dia tiba untuk konferensi pers di sebuah kamp pengungsi Suriah dekat kota Zahle di Lembah Bekaa, Lebanon, pada 15 Maret 2016.
Menjadi seorang ibu adalah pengalaman berharga bagi Angelina Jolie (45), aktris terkenal asal Amerika Serikat. Banjir pujian tentang putra dan putrinya keluar dari bibir Jolie. Ibu enam anak ini menyadari mereka beranjak dewasa karena mulai perhatian.
“Saya memiliki enam anak yang sangat cakap. Anda bangun dan merasa, \'Saya harus memastikan mereka baik-baik saja. Saya harus memastikan mereka baik-baik secara mental\', tetapi sejujurnya beberapa tahun yang lalu itu berubah dan mereka berpikir, \'Saya harus memastikan Ibu baik-baik saja\',” kata Jolie kepada E! News, Senin (10/5/2021).
Jolie adalah ibu dari Maddox (19), Pax (17), Zahara (16), Shiloh (14), serta si kembar Vivienne and Knox (12) bersama mantan suami, aktor Brad Pitt. Tiga diantaranya diadopsi dari Kamboja, Vietnam, dan Etiopia. Maddox saat ini sedang berkuliah di Korea Selatan.
Pemeran utama dalam Maleficent ini melanjutkan, lebih dari itu, keluarganya sangat dekat. “Kami seperti sebuah tim jadi saya sangat, sangat beruntung. Saya selalu menjadi orang yang khawatir tetapi saya tidak mengkhawatirkan mereka. Mereka orang-orang yang keren,” tuturnya.
Sebelumnya, Jolie baru saja merayakan Hari Ibu yang jatuh pada hari Minggu kedua pada bulan Mei di AS. Ia mengaku, perayaan ini membuatnya emosional. Anak-anaknya kerap membuat kejutan kecil. Alhasil, Jolie kerap ditertawakan mereka karena sering menangis.
Jolie juga menawarkan nasihat kepada orangtua yang ingin membesarkan anak yang sadar dengan isu sosial. “Jika kita dapat membantu anak-anak merasa berbuat baik itu bukan tentang tugas, pelayanan, atau amal, tetapi kegembiraan dari hidup yang saling terhubung dengan orang yang dihormati, maka akan terasa sangat berbeda,” kata Utusan Khusus Badan Pengungsi PBB, UNHCR, ini. (PEOPLE/LSA)
