Leonika Sari mendorong masyarakat untuk mendonorkan darah.
Oleh
Mawar Kusuma
·2 menit baca
Selama bulan Ramadhan, stok darah di Palang Merah Indonesia atau PMI semakin menipis. PMI Surabaya, misalnya, masih kekurangan 50-100 donor per hari sejak awal bulan puasa. CEO dan pendiri aplikasi donor darah Reblood, Leonika Sari, lantas turut bekerja keras membuat gebrakan pendorong minat masyarakat untuk mendonorkan darahnya.
Leo pun bekerja hingga tengah malam bersama timnya di Reblood untuk mengebut pemrograman aplikasi dan integrasi data. Bekerja sama dengan PMI Surabaya dan Gresik, Reblood baru saja meluncurkan pilot/uji coba integrasi data donor. ”Sekarang, semua donor bisa lihat hasil tes darah PMI mulai dari tensi, hemoglobin, sampai virus menular, seperti HIV, hepatitis, dan sifilis, lewat aplikasi Reblood,” ujar Leo, saat dihubungi, Kamis (29/4/2021).
Selama ini, PMI hanya menghubungi donor yang positif virus menular. Mayoritas donor bahkan belum tahu bahwa donor darah selalu diikuti dengan tes darah. ”Padahal, informasi kesehatan ini yang paling favorit bagi donor, berdasarkan hasil pantauan interaksi user pada aplikasi Reblood yang meningkat dua kali lipat sejak fitur hasil tes ini di-launching,” ucap Leo.
Dalam upaya digitalisasi data ini, PMI berkolaborasi dengan Reblood karena aplikasi ini telah memiliki lebih dari 50.000 anggota donor. ”Fitur ini menjadi bagian upaya PMI dan Reblood untuk mengedukasi pentingnya donor darah, tidak hanya untuk menyelamatkan nyawa pasien, tapi juga menjaga kesehatan donor,” ujar Leo yang berencana memperluas cakupan integrasi data donor ini ke PMI di daerah lain di Indonesia.
Tidak hanya digitalisasi hasil tes donor darah, PMI dan Reblood juga meluncurkan fitur pendaftaran donor darah secara daring pada acara akbar yang akan digelar pada 4-8 Mei di Surabaya dengan target 5.000 donor untuk memenuhi stok darah selama Ramadhan. Dengan pendaftaran secara daring, donor bisa memilih jam kedatangan agar antrean tertata sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.