Ayu Laksmi menyebut patung-patung Nuarta dari tembaga itu memiliki jiwa. Jiwa dari patung yang memiliki keindahan, jiwa dari patung yang memiliki kebaikan untuk terus dikenang.
Oleh
Nawa Tunggal
·2 menit baca
Penyanyi Ayu Laksmi mendendangkan dua lagu ketika harus mengisi acara ”Nyoman Nuarta Road to Beijing”, Sabtu (24/4/2021), di Jakarta. Lagu pertama berjudul ”Duh Atma”. Berikutnya, ”Hyang”.
”Atma itu jiwa. Lagu itu merespons seniman pematung Nyoman Nuarta yang seolah membuat benda mati menjadi patung yang hidup, patung yang memiliki jiwa baru,” ujar Ayu Laksmi yang mendendangkan lagu itu dengan alat musik berdawai.
Ayu Laksmi menyebut patung-patung Nuarta dari tembaga itu memiliki jiwa. Jiwa dari patung yang memiliki keindahan, jiwa dari patung yang memiliki kebaikan untuk terus dikenang.
”Pancaindera saya bergetar setiap kali menatap patung-patung Nyoman Nuarta,” ujar Ayu Laksmi, seraya menambahkan jiwa itu sebuah energi yang tidak melulu kita rasakan dari setiap makhluk bernyawa.
Coba saja ketika sendirian berada di ruang kosong. Menurut Ayu, ruang kosong itu bisa kita rasakan ada suatu energi, ada suatu jiwa. Jiwa, bagi Ayu Laksmi, juga seperti kenangan yang tidak bisa mati. Dari patung-patung Nyoman Nuarta, Ayu Laksmi tertarik untuk memaknai jiwa atau roh yang tidak akan pernah mati. Seperti ingatan, jiwa tidak bisa lenyap.
”Kematian sekalipun tidak bisa melenyapkan kenangan yang tersimpan di dalam ingatan,” ucap Ayu Laksmi.
Perbincangan mengenai jiwa bersama Ayu Laksmi ternyata makin bertambah panjang. Jiwa sebagai energi bisa hadir dari segala rupa di sekeliling kita.
Ayu Laksmi memilih jiwa yang hadir dari sebuah keindahan patung Nuarta. Di situlah kebaikan hadir dari suatu keindahan. ”Duh Atma” dilantunkan. Duh, lagu itu menyentuh hati....