Oleh karena pandemi dan kesibukan sebagai Tim Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Franky dan keluarga tidak pernah bepergian untuk liburan selama setahun terakhir. Padahal, Franky tergolong suka jalan-jalan.
Oleh
Mawar Kusuma
·2 menit baca
Setelah merampungkan tugas sebagai Ketua Tim Serap Aspirasi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Franciscus MA Sibarani menyempatkan berlibur bersama keluarga. Dengan tetap menerapkan protokol keamanan terkait Covid-19, pria bersapaan Franky ini memilih menikmati keindahan Candi Borobudur.
Menginap di Enam Langit by Plataran, Franky dan keluarga ingin sejenak berganti suasana. ”Enggak ke mana-mana, enggak keluar hotel. Lebih ingin ganti suasana baru. Saya terus terang ingin mengapresiasi keluarga saya yang cukup disiplin untuk menjaga protokol kesehatan,” ujar Franky saat dihubungi, Senin (26/4/2021).
Karena pandemi dan kesibukan sebagai Tim Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Franky dan keluarga tidak pernah bepergian untuk liburan selama setahun terakhir. Padahal, Franky tergolong suka jalan-jalan. Dalam sekali jalan, ia bisa pergi selama beberapa pekan. Bahkan, ketika mengantar anaknya kuliah ke luar negeri, keluarganya bepergian selama dua bulan.
Kecintaan jalan-jalan juga membawa Franky bepergian ke seluruh pelosok Tanah Air, seperti Bali, Papua, Lombok, dan Menado. Di luar agenda jalan-jalan itu, Franky akan fokus pada pekerjaannya. Apalagi, saat ini, ia masih terlibat sosialisasi UU Cipta Kerja. Sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), misalnya, ia menjembatani antara sosialisasi peraturan pelaksana UU Cipta Kerja dan implementasinya di dunia usaha.
Sebelum ke Borobudur, Franky terakhir berlibur bersama keluarganya ke Rusia pada Maret 2020, tepat sebelum pembatasan fisik akibat pandemi. ”Kalau sudah jalan-jalan kayak ke Labuan Bajo, enggak ada sinyal beberapa hari. Enggak ada telepon,” tambah Franky yang bertugas sebagai Ketua Tim Serap Aspirasi Pelaksanaan UU Cipta Kerja sejak Desember 2020 hingga Februari 2021.
Saat ini, Franky mengaku punya lebih banyak perhatian, terutama terkait sektor usaha mikro, kecil, dan menengah. UMKM dinilai penting karena jumlahnya mencapai hampir 95 persen dari total pelaku usaha di Indonesia yang jumlahnya mencapai 64,19 juta. ”UMKM layak diperjuangkan. Saya optimistis karena banyak hal baru untuk UMKM di UU Cipta Kerja,” ujar Franky yang menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal 2014-2016.